Politisi AS itu berada di China ketika Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan negaranya berperang usai militan Jalur Gaza menembakkan lebih dari 3.000 rudal dan menyusup ke bagian selatan Israel pada Sabtu pagi.
Jumlah korban tewas gabungan dari serangan Hamas dan serangan udara Israel berikutnya di Gaza telah meningkat menjadi lebih dari 1.100.
Kementerian Luar Negeri China kemudian menyerukan gencatan senjata segera dan menegaskan kembali dukungan untuk kemerdekaan Palestina pada Minggu. Pernyataan itu tidak menyebut Hamas secara spesifik, dan menyebut peristiwa akhir pekan tersebut sebagai "eskalasi ketegangan dan kekerasan antara Palestina dan Israel."
Schumer menyatakan kekecewaannya atas tanggapan China itu dan menekankan bahwa tujuan utama kunjungan delegasi AS ke China adalah "timbal balik ekonomi.”
"AS tidak ingin pemisahan. Kami ingin rakyat China memiliki peluang ekonomi. Itu akan baik untuk Amerika. Tetapi China juga harus menyediakan lapangan bermain yang setara bagi perusahaan dan pekerja Amerika," katanya pada pertemuan di Wisma Tamu Negara Diaoyutai itu.
"Kebanyakan orang Amerika, termasuk delegasi kami, tidak percaya bahwa kami memiliki keadilan itu sekarang."
Poin-poin lain dalam agenda tersebut menyangkut peran perusahaan China dalam krisis fentanil di AS dan hak asasi manusia. Schumer juga mengatakan kepada Wang bahwa dia ingin memastikan China tidak mendukung upaya perang Rusia di Ukraina.
Wang, yang berbicara lebih dulu, mengatakan upaya terbaru untuk menstabilkan hubungan AS-China adalah "langkah yang tepat" yang disambut oleh kedua negara dan seluruh dunia.
"Diharapkan kunjungan ini dapat membantu pihak AS memahami China lebih akurat, melihat China lebih objektif, dan mengelola perbedaan yang ada lebih rasional, sehingga membantu hubungan China-AS kembali ke jalur yang sehat," kata Wang.
Para senator juga mengatakan mereka berharap dapat bertemu dengan Presiden China Xi Jinping, pertemuan yang mungkin penuh dengan ketegangan mengingat apa yang terjadi di Timur Tengah.
(bbn)