Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi menjelaskan bahwa sulitnya menambah stok cadangan beras lantaran tingkat produksi beras nasional akan berkurang karena kekeringan yang diakibatkan El Nino.
“Problem itu (El Nino). Oleh sebab itu, kenapa kita tambah 1,5 juta ton cadangan kita karena El Nino apa pun memberikan pengaruh kepada produksi, memberikan pengaruh kepada hasil panen yang ada,” katanya.
Namun Presiden menyebut bahwa dibutuhkan pasokan beras yang lebih banyak untuk disalurkan ke pasar agar bisa menurunkan harga.
“Harus kita atasi dengan menggerojokkan sebanyak-banyaknya, memasok sebanyak-banyaknya ke pasar, agar harga bisa turun,” tutupnya.
Sebelumnya Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan kemungkinan pemerintah untuk mengimpor 1,5 juta ton beras pada akhir tahun 2023. Angka tersebut sesuai dengan perhitungan yang telah dilakukan.
Impor beras itu dilakukan untuk mengantisipasi produksi dalam negeri yang mengalami penurunan. Adapun hal ini dimaksudkan agar cadangan beras pemerintah (CBP) yang dikelola Perum Bulog bisa mencapai 1 juta ton hingga akhir tahun.
“Kalau memang kurang, kenapa enggak? Pilih mana punya stok atau tidak punya stok? Hitungan kita ya begitu (1,5 juta ton) ,” ujar Arief di Pasar Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (4/10/2023).
“Pokoknya begini, stok Bulog harus 1 juta sampai akhir tahun. Misal produksi 1,6 juta, kurang 900, 900 kita siapin,” imbuhnya.
(ezr)