Data manufaktur dan jasa yang dirilis selama liburan menunjukkan bahwa ekonomi secara keseluruhan jauh dari kata prima, dengan krisis pasar properti menunjukkan sedikit tanda-tanda akan mereda.
Willer Chen, analis riset senior di Forsyth Barr Asia Ltd. mengatakan pasar saham China dibebani oleh sedikit sentimen negatif dari beberapa aspek yang mencakup sedikit melesetnya angka pengeluaran selama liburan dan konflik di Israel.
Saham terkait perjalanan dan rekreasi merosot karena para trader melihat data liburan mengecewakan. Saham maskapai penerbangan termasuk Air China Ltd. dan China Southern Airlines Co. turun lebih dari 2%, sementara UTour Group Co. anjlok lebih dari 8%.
Secara keseluruhan, pesimisme terhadap pasar China masih membayangi, dengan Indeks CSI 300 turun lebih dari 5% tahun ini dan menuju dekat untuk menghapus semua kenaikannya dari reli pembukaan kembali usai Covid-19 yang dimulai pada Oktober 2022.
Krisis di sektor properti tetap menjadi perhatian utama. Analis Goldman Sachs Group Inc. mengatakan meskipun China kemungkinan akan meluncurkan lebih banyak langkah pelonggaran di sektor perumahan di beberapa kuartal mendatang, sektor ini masih diperkirakan akan mengalami pemulihan berbentuk huruf L di tahun-tahun mendatang.
Performa pasar saham sebelum-sebelumnya setelah liburan Golden Week beragam. Indeks CSI turun 2,2% di sesi perdagangan pertama setelah periode libur itu tahun lalu, sementara naik 1,3% pada 2021.
Perdagangan di Hong Kong dihentikan untuk sesi pagi hari Senin karena Topan Koinu.
"Apa yang terjadi di lingkungan eksternal sangat rumit," kata Hao Hong, kepala ekonom di Grow Investment Group, dalam wawancara Bloomberg TV.
--Dengan asistensi Zhu Lin.
(bbn)