Sementara itu, S&P Global Commodity Insights memproyeksikan permintaan minyak dunia pada kuartal IV-2023 akan meningkat sebanyak 2,8 juta bph.
Dari sisi suplai, IEA memperkirakan stok minyak dunia anjlok 0,6 juta bph pada kuartal II-2023 dan 0,2 juta bph pada kuartal IV-2023. Stok minyak mentah komersial Amerika Serikat (AS) juga drop 6,6 juta barrel pada akhir September 2023 menjadi sebesar 421,7 juta barel dari akhir Agustus.
“Fakta lainnya, adalah terdapat penurunan ekspor minyak Rusia pada Agustus 2023 sebesar 150.000 bph [mtm] atau 570.000 bph [yoy] menjadi 7.2 juta bph, serta terdapat potensi defisit minyak dunia hingga 3 juta bph pada triwulan IV-2023,” terang Tim Harga.
Untuk kawasan Asia Pasifik, sementara itu, peningkatan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut di atas, juga dipengaruhi oleh peningkatan crude run rate kilang di Korea Selatan selama September 2023 yang naik hingga 0,4 juta bph dari akhir Agustus 2023, menjadi 2,7 juta bph pada akhir September 2023.
Berikut perkembangan peningkatan harga rata-rata minyak mentah utama pada September 2023 dibandingkan dengan Agustus 2023:
- Dated Brent naik sebesar US$7,79/bbl dari US$86,22/bbl menjadi US$94,00/bbl.
- WTI (Nymex) naik sebesar US$8,11/bbl dari US$81,32/bbl menjadi US$89,43/bbl.
- Brent (ICE) naik sebesar US$7,48/bbl dari US$85,10/bbl menjadi US$92,59/bbl.
- Basket OPEC naik sebesar US$7,18/bbl dari US$87,33/bbl menjadi US$94,51/bbl.
- Rata-rata ICP minyak mentah Indonesia naik sebesar US$7,58 bbl dari US$82,59/bbl menjadi US$90,17/bbl.
(wdh)