Pekan ini, rupiah akan masih menghadapi banyak sentimen yang potensial melemahkan terutama terkait arah bunga acuan Federal Reserve, bank sentral Amerika Serikat (AS).
Setelah Jumat malam kemarin data ketenagakerjaan Amerika kian menebalkan skenario kenaikan bunga acuan di sisa tahun ini, pekan ini akan ada lebih banyak lagi data-data penting yang akan menjadi sorotan pelaku pasar.
Amerika akan melaporkan data inflasi harga produsen (producer price index/PPI) pada Rabu (11/10) pekan ini, disusul keesokan hari yaitu Kamis (12/10) akan ada risalah rapat FOMC the Fed Juni lalu dan pengumuman inflasi harga konsumen (consumer price index/CPI) juga data klaim pengangguran mingguan.
Kesemua data itu akan sangat krusial menentukan arah kebijakan bunga the Fed dan dipastikan memengaruhi kekuatan dolar AS juga pergerakan tingkat imbal hasil surat utang Amerika.
Ditambah pecah perang di Jalur Gaza yang melibatkan Israel dan Palestina yang membuat tensi geopolitik global kembali naik. Pemodal memburu dolar AS sebagai safe haven di tengah ketidakpastian yang semakin meningkat. Pagi ini, indeks dolar AS tercatat kembali meningkat setelah tiga hari ditutup lebih lemah.
(rui)