Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Harga minyak dunia melesat pada perdagangan pagi ini. Perkembangan konflik di Timur Tengah jadi penyebab lonjakan harga si emas hitam.

Pada Senin (9/10/2023) pukul 08:36 WIB, harga minyak jenis Brent ada di US$ 88,34/barel. Melejit 4,49% dari penutupan perdagangan akhir pekan lalu.

Sementara yang jenis Light Sweet atau West Texas Intermediate (WTI) harganya US$ 86,71/barel. Bertambah 4,75%.

Harga minyak naik akibat kabar serangan Hamas ke Israel akhir pekan lalu. Korban jiwa mencapai rekor tertinggi dalam beberapa dekade terakhir.

Perkembangan ini dikhawatirkan bisa mengganggu produksi dan distribusi minyak dari Timur Tengah, yang menyumbang hampir sepertiga dari pasokan minyak dunia.

Mengutip catatan ANZ Holdings Co, konflik terkini di Israel belum mempengaruhi pasokan minyak. Namun ada risiko konflik meluas hingga melibatkan kekuatan-kekuatan besar seperti Amerika Serikat (AS) dan Iran.

“Sentimen kunci di pasar adalah apakah konflik bisa terisolasi atau meluas ke negara lain. Sampai saat ini, pasar mash berasumsi bahwa konflik masih terbatas dalam hal wilayah dan durasi. Namun ada kemungkinan terjadi volatilitas,” tulis catatan ANZ, seperti dikutip dari Bloomberg News.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), harga minyak sejatinya masih bearish. Untuk Brent, Relative Strength Index (RSI) ada di 45,58.

RSI di bawah 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bearish.

Oleh karena itu, risiko koreksi harga Brent masih terbuka. Target koreksi atau support terdekat ada di US$ 86,74/barel. Jika tertembus, maka harga bisa turun lagi menuju US$ 82,91/barel.

Sementara target kenaikan atau resisten terdekat ada di US$ 90,56/barel. Penembusan di titik bisa bisa membawa harga Brent naik ke US$ 91,97/barel.

Untuk WTI, nilai RSI ada di 48,74/barel. Masih di zona bearish, tetapi tidak jauh dari teritori bullish.

Target koreksi terdekat ada di US$ 84,33/barel. Jika tertembus, maka US$ 79,24/barel akan menjadi support berikutnya.

Sedangkan resisten terdekat untuk WTI ada di US$ 87,59/barel. Jika tertembus, maka harga bisa naik menuju US$ 88,9/barel.

(aji)

No more pages