“Kemudian, belum jelasnya pemangkasan produksi minyak yang masih dibahas pada pertemuan Saudi Arabia dan Rusia pada Novembe. Berapa banyak produksi yang dipangkas masih teka-teki,” tutur Bhima.
Faktor lain yang akan menahan harga minyak tidak sampai ke zona krisis adalah nilai tukar dolar AS yang menguat dan menjadi kabar buruk bagi pemain komoditas minyak karena kekhawatiran banyak negara importir minyak mengurangi permintaan impor akibat selisih kurs.
“China sebagai negara konsumen energi yang besar sedang alami perlambatan ekonomi hingga 2024, dengan outlook pertumbuhan ekonomi 4,4% atau di bawah proyeksi Indonesia yang sebesar 5%. Industri di China tidak sedang ekspansi sehingga mempengaruhi permintaan minyak global,” ujarnya.
Penurunan Beruntun
Harga minyak pada pekan ini memperpanjang penurunannya di tengah kekhawatiran perlambatan pertumbuhan global akan mengikis konsumsi.
Setelah reli yang kuat padai kuartal III-2023, harga minyak mentah telah turun tajam sebagai imbas dari kekhawatiran tentang dampak kenaikan suku bunga terhadap ekonomi global, yang juga telah mengguncang pasar saham dan obligasi dalam beberapa pekan terakhir.
Penurunan harga minyak mengikuti penurunan harga futures bensin setelah data menunjukkan stok meningkat di AS dan tanda-tanda permintaan turun.
West Texas Intermediate (WTI) ditutup di dekat US$82 per barel pada Jumat (6/10/2023), menembus di bawah rata-rata pergerakan 50 hari untuk pertama kalinya sejak Juli. Volatilitas juga melonjak selama aksi jual, mengguncang pasar opsi.
“Ketika harga minyak berbalik arah, itu selalu cepat — terutama ke bawah,” kata Rebecca Babin, trader energi senior di CIBC Private Wealth.
“Kecepatan aksi jual juga didorong oleh panjang pasar yang telah terbentuk selama sebulan terakhir.”
Reli minyak baru-baru ini — yang telah membawa WTI di atas US$95 per barel menjelang akhir September — telah memicu spekulasi bahwa harga minyak bisa mencapai US$100.
Di sisi lain ada yang tetap skeptis. Citigroup Inc. berpendapat bahwa harga akan berbalik arah karena pasar kembali surplus.
Harga minyak per Jumat (6/10/2023):
- WTI untuk pengiriman November turun US$1,91 menjadi menetap di US$82,31 per barel di New York.
- Brent untuk penyelesaian Desember turun US$1,74 menjadi menetap di US$84,07 per barel.
(wdh)