Logo Bloomberg Technoz

Mulai Jinak, Minyak Dunia Bisa Ngamuk Lagi Gegara Israel Vs Hamas

Mis Fransiska Dewi
08 October 2023 13:30

Tentara Israel mengambil posisi usai serangan roket Hamas di Sderot, Israel, Sabtu, (7/10/2023). (Kobi Wolf/Bloomberg)
Tentara Israel mengambil posisi usai serangan roket Hamas di Sderot, Israel, Sabtu, (7/10/2023). (Kobi Wolf/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Kalangan ekonom memperingatkan harga minyak dunia yang sempat melandai sepekan terakhir berpotensi kembali terkerek ke rentang US$90—US$92 per barel, sebagai imbas eskalasi konflik antara Israel dan kelompok Hamas.

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan saat ini harga minyak dunia di pasar spot sudah turun ke level US$83 per barel, setelah sempat membandel di atas US$90 per barel nyaris sepanjang kuartal III-2023.

“Meski minyak berisiko naik akibat konflik Israel-Hamas, tetap belum mampu menandingi harga saat krisis minyak mentah 1973, yang saat itu menembus rekor kenaikan tertinggi sepanjang sejarah yaitu dari US$2 per barel menjadi US$11 per barel atau naik 450%,” ujarnya saat dihubungi, Minggu (8/10/2023).

Bhima mengelaborasi faktor politik dan keamanan di kawasan Timur Tengah memang punya andil  terhadap fluktuasi harga minyak dunia, tetapi pasar minyak akhir-akhir ini cenderung mengalami anomali akibat faktor pasokan dan permintaan sekaligus.

Mobil rusak akibat serangan roket Hamas di Ashkelon, Israel, Sabtu, (7/10/2023). (Kobi Wolf/Bloomberg)

Beberapa faktor yang membuat harga minyak kali ini tidak akan seliar tragedi Yom Kippur pada 1973 adalah relaksasi pembatasan ekspor minyak dari Rusia yang diperkirakan menambah pasokan minyak global.