Bloomberg Technoz, Jakarta – Kebijakan bantuan alat penanak nasi atau rice cooker oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dinilai tidak tepat dan salah sasaran, jika dimaksudkan untuk meningkatkan bauran energi bersih hingga ke tingkat rumah tangga.

Direktur Eksekutif Energy Watch Daymas Arangga mengatakan bantuan rice cooker tersebut sebenarnya dimaksudkan sebagai upaya mengurangi beban impor gas minyak cair atau liquefied petrolleum gas (LPG) untuk kebutuhan rumah tangga.

“Seperti yang kita ketahui, saat ini kebutuhan memasak rumah tangga saat bergantung pada gas LPG. Dengan insentif ini, pemerintah berharap terjadi bauran penggunaan energi dan pengurangan beban impor LPG,” ujarnya saat dihubungi, akhir pekan.

Akan tetapi, Daymas menilai pemilihan rice cooker sebagai bentuk bantuan untuk program tersebut tidak sesuai dengan konteks dan tujuan yang ingin disasar pemerintah.

“Saat ini kami melihat pemberian insentif ini kuranglah efektif dan tepat sasaran. Lebih baik pemerintah dapat memberikan alternatif yang lebih kontekstual, bergantung pada lokasi target masyarakat yang mau diberikan insentif,” terangnya.