Mesir sempat memerintah di Gaza hingga akhirnya kalah dari Israel pada Six-Day War pada tahun 1967. Pada tahun 2005, Israel menarik mundur pasukan dari Gaza dan meninggalkan pemukiman warganya. Saat ini, Gaza adalah salah satu dari dua wilayah, bersama dengan Tepi Barat, di mana Palestina memiliki pemerintahan sendiri yang terbatas. Israel tetap mengendalikan wilayah udara dan perairan Gaza serta memberlakukan blokade bersama Mesir.
2. Siapa yang menguasai wilayah tersebut?
Selama sekitar satu dekade, hingga tahun 2006, Gaza diperintah oleh Otoritas Palestina, badan yang juga mengelola Tepi Barat dan didominasi oleh Fatah, faksi utama Organisasi Pembebasan Palestina yang menandatangani perjanjian perdamaian dengan Israel.
Pada tahun tersebut, Hamas, yang menolak Israel, memenangkan pemilihan legislatif. Setelah berbulan-bulan pertempuran, Hamas mengambil alih kendali Gaza. Israel merespons dengan memberlakukan blokade, mengatakan bahwa itu diperlukan untuk melindungi rakyatnya.
Sejak saat itu, Israel dan militan Hamas di Gaza telah terlibat dalam empat konfrontasi militer yang signifikan. Meskipun Hamas mengendalikan keamanan di Gaza, pendanaan untuk layanan kesehatan, listrik, dan layanan lainnya sebagian besar berasal dari Perserikatan Bangsa-Bangsa dan negara-negara asing, baik secara langsung maupun melalui Otoritas Palestina.
3. Bagaimana rasanya hidup di sana?
PBB memperkirakan bahwa lebih dari 5.200 warga Gaza telah tewas dalam konflik sporadis dengan Israel. Banyak dari mereka adalah anak-anak dan sebagian besar meninggal akibat serangan udara Israel.
Laporan pada tahun 2021 dari kelompok advokasi Euro-Med Monitor menyatakan bahwa sembilan dari sepuluh anak di Gaza mengalami beberapa bentuk trauma terkait konflik. Sebagian besar warga Gaza tinggal di kamp pengungsi yang dibangun lebih dari tujuh dekade lalu untuk menampung Palestina yang terusir dalam Perang 1948.
Dengan aktivitas ekonomi terbatas, banyak dari mereka masih bergantung pada bantuan beras PBB. Blokade Israel selama 15 tahun juga memperdalam kemiskinan. Pemadaman listrik terjadi setiap hari selama beberapa jam. Sebagian besar air keran tidak dapat diminum, memaksa rumah tangga untuk membeli air desalinasi dari penjual swasta. Kritik terbuka terhadap Hamas berbahaya, tetapi banyak warga Gaza mengeluh secara pribadi.
4. Kenapa keadaan tidak membaik?
Wilayah terpencil yang tidak memiliki sumber daya alam, memiliki sejarah panjang kemiskinan dan mayoritas pengungsi, menghadapi tantangan besar dalam kondisi apa pun.
Ditambah lagi, baik Israel maupun Mesir memandang Gaza dengan rasa takut dan curiga selama masih dikelola oleh Hamas. Mereka mempertahankan blokade dan menghancurkan terowongan yang digunakan untuk menyelundupkan barang.
Israel telah mengambil langkah-langkah terbatas dalam beberapa tahun terakhir untuk meringankan penderitaan Gaza, termasuk mengeluarkan izin bagi 20.000 warga Gaza untuk bekerja di Israel, di mana mereka mendapat penghasilan 10 kali lipat dari penghasilan di negara mereka.
Namun tidak ada harapan akan adanya perjanjian perdamaian yang dapat memperbaiki kondisi kehidupan secara signifikan. Situasi ini diperumit dengan kehadiran kelompok yang lebih kecil dan bahkan lebih militan di Gaza, independen dari Hamas, yang bertanggung jawab atas serangan terhadap Israel pada bulan Mei.
5. Apa penyebab konflik terbaru?
Serangan yang terjadi pada 7 Oktober mengejutkan Israel. Hamas telah menembakkan 2.200 roket ke wilayah Israel dan puluhan pejuang bersenjata menyeberang ke negara tersebut dan menyerang pemukiman di bagian selatan Israel.
Israel mengumumkan keadaan siaga perang yang jarang terjadi dan mulai memobilisasi pasukan cadangan dan menyerang sasaran di Gaza dengan serangan udara.
Hamas mengatakan ini adalah awal dari operasi besar. Pada bulan Mei, kelompok pinggiran, Jihad Islam, meluncurkan sekitar 100 roket ke Israel setelah salah satu anggotanya meninggal karena mogok makan di penjara Israel.
Israel membalasnya dengan membunuh empat komandan tertinggi Jihad Islam dan sekitar 20 warga sipil.
(bbn)