Selain itu, tujuan lainnya adalah untuk meningkatkan demand atas saham Perseroan dengan memperluas basis investor, dan juga memperluas aksesibilitas investor untuk berinvestasi pada saham Bank BNI.
Stock split menggunakan rasio 1:2. Artinya, nilai nominal saham BBNI akan berubah menjadi Rp3.750/saham dari sebelumnya senilai Rp7.500/saham.
Jumlah saham seri B BNI setelah pemecahan nilai saham akan bertambah menjadi 578,68 juta dari sebelumnya sebanyak 289,34 juta.
Sementara itu, jumlah saham seri C akan bertambah menjadi sebanyak 36,71 miliar dari sebelumnya 18,35 miliar saham.
“Jumlah lembar saham Perseroan setelah stock split akan bertambah, hal ini akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham Perseroan sehingga perdagangan saham Perseroan di Bursa Efek akan lebih aktif,” tulisnya.
Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengatakan bahwa perseroan mengapresiasi para investor yang saat ini sudah sangat antusias terhadap saham BNI sehingga meningkat 12% sejak awal tahun 2023 (year to date) bahkan sempat mencapai harga Rp10.500.
Okki menyampaikan BNI berkomitmen untuk terus menjaga kinerja keuangan berkelanjutan guna memberikan tingkat pendapatan yang optimal bagi seluruh investor.
"Kami harap harga baru ini menjadi insentif bagi investor khususnya investor muda untuk mempercayakan investasinya ke saham BNI," ungkapnya.
Adapun kinerja keuangan Bank BNI pada semester I-2023 berhasil membukukan laba bersih mencapai Rp10,3 triliun, tumbuh 17% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Kemudian, pada Dana pihak ketiga (DPK) Bank BNI mencetak pertumbuhan menjadi Rp765 triliun, dengan pertumbuhan 10,6% yoy. Adapun performa positif ini didukung oleh peningkatan rasio dana murah (Current Account Saving Account/CASA) yang meningkat ke angka 69,9% pada semester I-2023.
(fad/dhf)