Soekarno
Selama menjadi Presiden pada 18 Agustus 1945 hingga Maret 1967, Soekarno tercatat menaikkan harga BBM sebanyak dua kali, yakni pada pada 22 November 1965, ketika harga BBM Premium menjadi Rp0,3 per liter dan Solar Rp0,2 per liter.
Lalu, 3 bulan setelahnya atau 3 Januari 1966, harga BBM premium naik menjadi Rp1,00 per liter dan solar Rp0,80 per liter. Kemudian, pada 27 Januari 1966, harga BBM premium diturunkan menjadi Rp0,5 per liter dan solar menjadi Rp0,4 per liter.
Soeharto
Presiden kedua RI, Soeharto, tercatat menjabat sejak 12 Maret 1967 hingga Mei 1998. Selama 32 tahun masa kepemimpinannya, dia tercatat 22 kali menaikkan harga BBM jenis Premium dan Solar, yakni:
- 3 Agustus 1967 : Premium Rp4 dan Solar Rp3,5
- 25 April 1968 : Premium Rp16 dan Solar Rp12,5
- 1 Juni 1970 : Premium Rp25 dan Solar Rp12,5
- 1 April 1972 : Premium Rp35 dan Solar Rp14
- 1 April 1973 : Premium Rp41 dan Solar Rp16
- 22 April 1974 : Premium Rp46 dan Solar Rp19
- 1 April 1975 : Premium Rp57 dan Solar Rp22
- 1 April 1976 : Premium Rp70 dan Solar Rp25
- 5 April 1979 : Premium Rp100 dan Solar Rp35
- 1 Mei 1980 : Premium Rp150 dan Solar Rp52,5
- 4 Januari 1982 : Premium Rp240 dan Solar Rp85
- 7 Januari 1983 : Premium Rp320 dan Solar Rp145
- 12 Januari 1984 : Premium Rp350 dan Solar Rp220
- 1 April 1985 : Premium Rp385 dan Solar Rp242
- 10 Juli 1986 : Premium Rp385 dan Solar Rp200
- 24 Mei 1990 : Premium Rp450 dan Solar Rp245
- 11 Juli 1991 : Premium Rp550 dan Solar Rp300
- 8 Januari 1993 : Premium Rp700 dan Solar Rp380
- 5 Mei 1998 : Premium Rp1.200 dan Solar Rp600
- 16 Mei 1998 : Premium Rp1.000 dan Solar Rp550
Baharuddin Jusuf Habibie
Presiden ketiga RI, Baharuddin Jusuf Habibie atau B.J. Habibie resmi menggantikan Soeharto yang lengser pada 21 Mei 1998. Selama menjabat Presiden dalam kurun waktu kurang dari 2 tahun, dia tercatat belum pernah menaikkan harga BBM.
Abdurrahman Wahid
Presdien Keempat RI, yakni Abdurrahman Wahid atau Gus Dur menjabat sejak 20 Oktober 1999 hingga 23 Juli 2001. Selama kurang dari 2 tahun menjabat, Gus Dur tercatat 6 kali menaikkan harga BBM.
- 1 Oktober 2000 : Premium Rp1.150 dan Solar Rp600
- 1 April 2001 : Premium Rp1.150 dan Solar Rp990
- 1 Mei 2001 : Premium Rp1.150 dan Solar Rp1.150
- 1 Juni 2001 : Premium Rp1.150 dan Solar Rp1.285
- 16 Juni 2001 : Premium Rp1.450 dan Solar Rp900
- 1 Juli 2001 : Premium Rp1.450 dan Solar Rp1.250, yang juga menjadi kenaikan tertinggi pada Premium sebesar 20,7% dan solar 39,3%.
Megawati Soekarno Putri
Presiden Megawati Soekarnoputri, yang juga merupakan puteri Presiden Soekarno, resmi menjabat sejak 23 Juli 2001 hingga 20 Oktober 2004. Selama memimpin, Presiden Megawati tercatat sudah 19 kali melakukan penyesuaian harga BBM bersubsidi.
- 1 Agustus 2001 : Premium Rp 1.450, Solar Rp 1.190
- 1 September 2001 : Premium Rp 1.450, Solar Rp 955
- 1 Oktober 2001 : Premium Rp 1.450, Solar Rp 1.000
- 1 November 2001 : Premium Rp 1.450, Solar Rp 945
- 1 Desember 2001 : Premium Rp 1.450, Solar Rp 900
- 1 Januari 2002 : Premium Rp1.450. Solar Rp900
- 17 Januari 2002 : Premium Rp1.550 dan Solar Rp1.150
- 1 April 2002 : Premium Rp1.600 dan Solar Rp1.250
- 3 Mei 2002 : Premium Rp1.750 dan Solar Rp1.400
- 1 Juli 2002 : Premium Rp1.750 dan Solar Rp1.350
- 1 Agustus 2002 : Premium Rp1.735 dan Solar Rp1.325
- 1 September 2002 : Premium Rp1.690 dan Solar Rp1.360
- 1 Oktober 2002 : Premium Rp1.750 dan Solar Rp1.440
- 1 November 2002 : Premium Rp1.750 dan Solar Rp1.550
- 2 Januari 2003 : Premium Rp1.810 dan Solar Rp1.890
- 21 Januari 2003 : Premium Rp1.810 dan Solar Rp1.650
Susilo Bambang Yudhoyono
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY menjabat selama dua periode atau 10 tahun, yakni sejak 20 Oktober hingga 20 Oktober 2014. Selama memimpin, Presiden SBY diketahui sudah melakukan perubahan harga BBM bersubsidi sebanyak 8 kali.
- 1 November 2004 : Premium Rp1.810 dan Solar Rp1.650
- 1 Maret 2005 : Premium Rp2.400 dan Solar Rp2.100
- 1 Oktober 2005 : Premium Rp4.500 dan Solar Rp4.300
- 24 Mei 2008 : Premium Rp6.000 dan Solar Rp5.500
- 1 Desember 2008 : Premium Rp5.500 dan Solar Rp5.500
- 15 Desember 2008 : Premium Rp5.000 dan Solar Rp4.800
- 15 Januari 2009 : Premium Rp4.500 dan Solar Rp4.500
- 22 Juni 2013 : Premium Rp6.500 dan Solar Rp5.500
Joko Widodo
Presiden Indonesia yang juga menjabat selama dua periode adalah Joko Widodo, yaitu terhitung sejak 20 Oktober 2014 hingga 2024.
Dia pertama kali menaikkan harga BBM bersubsidi pada 18 November 2014, di mana BBM subsidi jenis Premium dari Rp6.500 menjadi Rp8.500 per liter.
Sementara itu, harga Solar naik dari Rp5.500 menjadi Rp7.500 per liter. Penurunan harga BBM sempat terjadi pada 1 Januari 2015, di mana Premium menjadi Rp7.600 per liter dan Solar menjadi Rp7.250 per liter.
Jokowi juga mencabut subsidi Premium dan memberlakukan dua harga di Pulau Jawa dan di luar Jawa, Madura, Bali. Namun, pada Maret 2015 berlaku harga nasional untuk Premium menjadi Rp7.300 dan Solar Rp6.900 per liter.
Lalu, pada Januari 2016 diberlakukan kembali dua harga di mana harga di wilayah Jawa, Madura, Bali untuk Premium Rp7.050 dan Solar Rp5.650 per liter. Sementara itu, di luar wilayah tersebut, untuk harga Premium Rp6.950 dan Solar Rp5.650 per liter.
Penurunan terus terhadi hingga Jokowi menetapkan Pertalite sebagai BBM bersubsidi atau Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan (JBKP) menggantikan bensin RON 88 atau Premium.
Penetapan ini tercantum dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 37.K/HK.02/MEM.M/2022 tentang Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan yang diteken tanggal 10 Maret 2022. Terpantau, pada Maret 2022 harga Pertalite dipatok seharga Rp7.650 per liter dan Solar Rp5.150 per liter.
Lalu pada 3Septemner 2022, harga Pertalite melonjak naik menjadi Rp10.000 per liter dan Solar Rp6.800 per liter. Selain itu, pemerintah juga menaikkan harga Pertamax dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter.
(ibn/wdh)