Akan tetapi, hal berbeda terjadi saat pengguna memilih layanan installment dengan range lebih panjang yaitu 1-12 bulan. Dengan skema bunga 0,2-0,4% per hari, berarti jumlah biaya pinjaman yang harus dibayar akan semakin tinggi seiring semakin panjang tenor pelunasan.
Meski demikian, Direktur Eksekutif AFPI, Kuseryansyah mengklaim, asosiasi telah meminta AdaKami mengkaji ulang produk pinjaman dengan tenor yang lebih panjang. Menurut dia, perlu ada penyesuaian biaya pinjaman dengan panjangnya periode pelunasan.
“Sekali lagi kami tekankan, AFPI terus menjaga agar seluruh anggota mematuhi ketentuan yang berlaku di industri termasuk mengenai biaya pinjaman dan proses penagihan,” kata Kuseryansyah.
Layanan pinjaman AdaKami menjadi sorotan usai viral berita seorang nasabahnya melakukan bunuh diri karena tak sanggup melunasi cicilan dan biaya pinjaman yang sangat tinggi. Awalnya, kasus ini menyoroti tentang cara penagihan yang diduga turut membuat nasabah tertekan.
Akan tetapi, sejumlah pengguna internet kemudian mengunggah dan membahas skema pembahasan pinjaman pada fintech tersebut. Beberapa pembahasan menuduh besaran bunga AdaKami lebih dari 100% atau total dana yang dipinjam.
(dov/frg)