Logo Bloomberg Technoz

Harga Emas Pagi Ini Naik Setelah 9 Hari Anjlok Gara-Gara The Fed

News
06 October 2023 08:52

Ilustrasi emas (Sumber: Bloomberg)
Ilustrasi emas (Sumber: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Harga emas dunia masih bergeming di dekat level terendah yang tersentuh Maret lalu. Emas turut menanti data ketenagakerjaan Amerika nanti malam yang bisa menjadi dasar arah keputusan Federal Reserve dalam mengarahkan kebijakan bunga acuan.

Kontrak emas di pasar New York sampai pagi ini terlihat beringsut naik sedikit 1,18 bps ke kisaran US$ 1.822,64 per troy ounce pada pukul 08:42 WIB, Jumat (6/10/2023), kenaikan pertama setelah sembilan hari berturut-turut tergerus harganya akibat menguatnya sentimen kenaikan bunga the Fed di sisa tahun ini. Sepanjang pekan ini harga emas dunia sudah tergerus 1,5%.

Pergerakan harga emas memang hampir pasti berkebalikan dengan dolar Amerika. Sebagai instrumen yang tidak memberikan imbal hasil, emas hanya diburu ketika ketakutan atas resesi membesar. Sementara ketika perekonomian terbesar di dunia terlihat masih begitu tangguh hingga memberi alasan lebih banyak bagi bank sentral AS untuk mengerek bunga acuan, the greenback keluar sebagai safe haven utama. Dolar AS yang kuat menjadi antitesis emas yang sulit menguat tertekan bunga tinggi dalam waktu lebih lama oleh the Fed.

Apabila data nanti malam menunjukkan pasar tenaga kerja mulai dingin, mungkin emas akan sedikit terungkit. Sebaliknya bila terlihat pasar tenaga kerja masih kuat dan angka pengangguran Amerika lebih rendah ketimbang ekspektasi, emas bisa semakin meluncur ke titik terendah. 

Harga emas sempat mencetak level rekor tertinggi tahun ini pada Mei lalu di posisi US$ 2.050,28 per troy ounce terpicu kekhawatiran pasar akan kejatuhan bank-bank regional yang terimbas kebijakan bunga tinggi the Fed.