Pertumbuhan ekonomi di Timur Tengah yang lebih luas juga direvisi turun jadi 2% pada 2023 oleh lembaga pemberi pinjaman yang berbasis di Washington tersebut.
"Perkiraan 2023 telah direvisi lebih lanjut ke bawah dalam 12 bulan terakhir setelah pemotongan produksi minyak yang diumumkan oleh OPEC+ pada Oktober 2022 dan April 2023, serta pemotongan tambahan yang diumumkan oleh Arab Saudi pada Juni 2023," menurut laporan tersebut.
Aliran minyak tetap penting bagi ekonomi Saudi, meskipun ada upaya diversifikasi yang diajukan oleh Putra Mahkota Mohammed Bin Salman pada 2016 sebagai bagian dari rencananya, Vision 2030.
Komoditas tersebut menyumbang 80% dari ekspor pada tahun 2022, meningkat menjadi 93% jika bahan kimia dan plastik, yang sebagian besar berasal dari minyak mentah.
Perkiraan Bank Dunia tentang ekonomi Saudi adalah berita buruk bagi kerajaan dan rakyatnya. Ini juga merupakan peringatan bagi investor bahwa ekonomi Saudi mungkin menghadapi tantangan yang signifikan di tahun-tahun mendatang.
Pemerintah Saudi mengambil langkah-langkah untuk mengurangi ketergantungannya pada minyak, tetapi upaya ini akan membutuhkan waktu untuk membuahkan hasil. Sementara itu, ekonomi Saudi akan tetap rentan terhadap fluktuasi harga minyak.
(bbn)