Penurunan besar-besaran di obligasi Amerika Serikat (AS) telah mengirimkan gelombang kejutan ke pasar obligasi global dalam beberapa bulan terakhir karena investor bersiap untuk suku bunga yang masih akan naik dan lebih lama.
Sementara aksi jual mereda pada Rabu lalu, para trader waspada terhadap peningkatan volatilitas — terutama jika data non-farm payrolls (NFP) AS pada hari Jumat lebih kuat dari perkiraan.
Permintaan Lemah
Menurut para analis itu permintaan akan lemah karena pembelian bersih oleh bank sentral asing melambat. Investor Jepang, pemegang obligasi AS di luar negeri terbesar, kemungkinan akan lebih menyukai utang domestik karena imbal hasil akan naik ketika Bank of Japan menyesuaikan kebijakan moneternya yang akomodatif.
Semua ini berarti nasib pasar obligasi terletak di tangan saham, menurut Barclays. Penurunan sekitar 5% dalam Indeks S&P 500 selama tiga bulan terakhir jauh dari apa yang dibutuhkan untuk memicu rebound dalam aset pendapatan tetap
“Besarnya aksi jual obligasi begitu menakjubkan sehingga saham bisa dibilang lebih mahal daripada sebulan yang lalu, dari sudut pandang valuasi,” tulis mereka.
“Kami percaya bahwa menuju stabilisasi obligasi perlu melalui penurunan harga aset berisiko yang lebih lanjut.”
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan penurunan saham saat ini, termasuk perlambatan ekonomi di sebagian besar negara kaya, aktivitas ekonomi yang lebih rendah dari perkiraan di China, dan risiko inflasi yang meningkat kembali.
(bbn)