"Ini meningkatkan peluang untuk soft landing bagi ekonomi global," katanya, menurut salinan pidatonya yang telah disiapkan. "Tapi kita tidak bisa menurunkan kewaspadaan kita."
Akumulasi guncangan sejak 2020 telah merugikan dunia US$3,7 triliun dalam output, kata Georgieva, dan perpecahan dunia menjadi blok-blok ekonomi mengancam akan merusak peluang pertumbuhan, terutama di pasar negara berkembang dan negara miskin, termasuk Afrika.
Dia juga menandai bahaya dari perlambatan di sebagian besar negara kaya dan aktivitas ekonomi di China yang di bawah ekspektasi.
Georgieva mengulangi peringatan IMF dari April bahwa laju pertumbuhan global saat ini tetap di bawah rata-rata 3,8% dalam dua dekade sebelum pandemi, dan bahwa prospek jangka menengah telah melemah.
IMF juga memperkirakan inflasi di beberapa negara akan tetap di atas target hingga 2025, dan mendesak bank-bank sentral untuk menghindari pelonggaran kebijakan moneter secara prematur di tengah risiko inflasi yang meningkat kembali.
Pernyataan Georgieva ini adalah berita baik bagi ekonomi global. Namun, penting untuk dicatat bahwa dia juga memperingatkan bahwa prospek masih tidak merata dan lebih lemah daripada sebelum pandemi.
(bbn)