Begitu juga global bond RI yang mencatat kenaikan harga di semua tenor, terindikasi dari tingkat imbal hasil yang kompak menurun dipimpin oleh tenor 7 tahun yang tergerus yield-nya 7,7 bps ke 5,8%.
Pemodal asing mencatat telah melepas kepemilikan di SBN selama periode 1-4 Oktober senilai Rp1,2 triliun di mana per Rabu kemarin posisinya sebesar Rp821,84 triliun.
Indeks dolar Amerika melemah hari kedua di tengah yield US Treasury yang semakin landai di 4,74 sampai sore hari ini.
Hasil riset terbaru Bloomberg Intelligence menghitung, nilai rupiah sudah 'undervalued' hingga 11% melawan dolar Amerika Serikat berdasarkan data penutupan rupiah di pasar spot per 29 September. "Permodelan kami memperlihatkan bahwa sampai 29 September lalu, nilai rupiah terhadap dolar AS sudah berada di bawah valuasi hingga 11% di mana estimasi BEER [Behavioral Equilibrium Exchange Rate] berada di kisaran Rp13.760/US$," demikian ditulis oleh analis Bloomberg Intelligence Stephen Ciu dan Chunyu Zhang, dalam laporan yang dikutip Kamis (5/10/2023).
Bahkan bila menghitung nilai rupiah dibandingkan rata-rata pergerakannya dalam 10 tahun terakhir, mata uang Indonesia masih undervalued 10,5%, dengan nilai wajar di kisaran Rp13.827/US$.
Pergerakan rupiah sejauh ini sangat dipengaruhi oleh keluar masuk investasi, diikuti oleh lebar dan sempitnya selisih imbal hasil antara Indonesia dan Amerika Serikat.
Akan tetapi, kendati saat ini nilai rupiah berada di bawah nilai wajarnya terhadap dolar AS, masih sulit bagi rupiah untuk begitu saja bangkit dengan kebijakan Federal Reserve yang menegaskan 'higher for longer' sehingga memberi penguatan bagi dolar Amerika.
(rui)