Menurut data Henley & Partners, pada tahun 2014, AS memiliki arus modal masuk terbesar dari individu yang nilai kekayaannya mencapai 1 juta dolar AS (Rp 15 miliar) atau lebih. Namun pada 2022, posisi tersebut turun ke peringkat enam, dikalahkan oleh Uni Emirat Arab, Australia, Singapura, Kanada, dan Swiss. Arus kas keluar terbesar berasal dari negara Rusia, China dan India.
Menurut Andrew Amoils, kepala penelitian di New World Wealth di Johannesburg, yang juga ikut menyusun laporan tersebut, meski orang-orang masih datang ke AS, tetapi ada peningkatan besar pada jumlah orang yang pergi. Banyak dari mereka yang pergi berusia sekitar 50-60 tahun, dengan alasan khawatir tentang pajak atau keamanan. Program EB-5 untuk imigran kaya yang mengalami backlog juga berkontribusi pada penurunan miliarder yang datang ke AS, khususnya dari China.
Meski begitu, menurut laporan tersebut, jumlah kekayaan miliarder AS tetap menjadi yang terbesar di dunia dengan total kekayaan pribadi sebesar 65 triliun dolar AS (Rp 986 kuadriliun), diikuti oleh China dengan total kekayaan 21,7 triliun dolar AS (Rp 329 kuadriliun). Jumlah miliarder Amerika Serikat saat ini berjumlah 770, dengan 9.630 penduduk memiliki kekayaan 100 juta dolar AS atau lebih, dan 5,3 juta individu lainnya berpenghasilan tinggi.
Menurut Henley & Partners, kewarganegaraan AS menempati peringkat tertinggi di antara semua negara untuk permohonan tempat tinggal dan kewarganegaraan melalui program investasi. Migrasi investasi ini tidak selalu digunakan untuk relokasi, melainkan sebagai rencana cadangan di berbagai yurisdiksi, jelas Kadiri.
(bbn)