Jangan lagi kenaikan bunga acuan the Fed lebih lanjut, dengan Fed fund rate bakal dipertahankan di level lebih tinggi dalam jangka waktu lebih lama saja alias 'higher for longer', keperkasaan dolar AS tetap tak terbendung hingga tahun depan.
Bukan hanya rupiah saja yang nilainya terlalu murah sejauh ini. Mata uang Asia lain mayoritas juga undervalued terhadap dolar Amerika. Rupee India misalnya, mencatat undervalued terhadap dolar AS hingga 13,47%. Lalu, yuan China terlalu murah nilainya sebesar 8,22% menghadapi the greenback. Berturut-turut, nilai undervalued valuta Asia lain seperti ringgit Malaysia (11,05%), lalu dolar Taiwan (9,29%), baht Thailand (2,34%), won Korea Selatan (6,72%), juga peso Filipina (7,82%), dan lain-lain.
Hasil riset ini sejalan dengan penghitungan sebelumnya dari IMF yang menyebut harga dolar AS di dunia saat ini sudah kemahalan dengan overvalued hingga 10% sampai akhir Agustus lalu.
Beberapa faktor utama yang memengaruhi nilai pergerakan valuta Asia menurut riset tersebut antara lain, transaksi dagang yang menjadi penentu terutama bagi dolar Taiwan, dolar Singapura, ringgit dan peso. Sementara yuan China dan rupee relatif lebih sensitif terhadap faktor inflasi.
Sementara bagi rupiah, faktor utama yang memengaruhi pergerakan adalah nilai investasi dan selisih imbal hasil sama halnya dengan won Korea Selatan.
(rui)