Logo Bloomberg Technoz

Rupiah Sudah 'Undervalued' 11%, Tapi Sulit Kalahkan Dolar AS

News
05 October 2023 17:05

Warga menghitung uang rupiah di layanan kas keliling Bank Indonesia di Pasar Tebet, Selasa (4/4/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Warga menghitung uang rupiah di layanan kas keliling Bank Indonesia di Pasar Tebet, Selasa (4/4/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Harga dolar Amerika sudah terlalu mahal di Indonesia. Namun, kedigdayaan the greenback yang seolah tanpa ampun disokong oleh kebijakan bunga tinggi Federal Reserve, sepertinya belum akan memberikan kesempatan bagi rupiah untuk berbalik ke level valuasi wajar.

Hasil riset terbaru Bloomberg Intelligence menghitung, nilai rupiah sudah 'undervalued' hingga 11% melawan dolar Amerika Serikat berdasarkan data penutupan rupiah di pasar spot per 29 September. "Permodelan kami memperlihatkan bahwa sampai 29 September lalu, nilai rupiah terhadap dolar AS sudah berada di bawah valuasi hingga 11% di mana estimasi BEER [Behavioral Equilibrium Exchange Rate] berada di kisaran Rp13.760/US$," demikian ditulis oleh analis Bloomberg Intelligence Stephen Ciu dan Chunyu Zhang, dalam laporan yang dikutip Kamis (5/10/2023).

Bahkan bila menghitung nilai rupiah dibandingkan rata-rata pergerakannya dalam 10 tahun terakhir, mata uang Indonesia masih undervalued 10,5%, dengan nilai wajar di kisaran Rp13.827/US$.

Pergerakan rupiah sejauh ini sangat dipengaruhi oleh keluar masuk investasi, diikuti oleh lebar dan sempitnya selisih imbal hasil antara Indonesia dan Amerika Serikat.

Akan tetapi, kendati saat ini nilai rupiah berada di bawah nilai wajarnya terhadap dolar AS, masih sulit bagi rupiah untuk begitu saja bangkit dengan kebijakan Federal Reserve yang menegaskan 'higher for longer' sehingga memberi penguatan bagi dolar Amerika.