Carl menambahkan Crusher 603 memiliki kemampuan untuk menghancurkan sekitar 60.000 ton bijih per hari. “Serupa dengan model sebelumnya, yaitu Crusher 601 dan 602, tetapi disempurnakan dengan kemampuan untuk menangani lumpur basah.”
Executive Vice President of Operations PTFI George Banini menjelaskan, berbeda dengan pendahulunya, Crusher 603 memungkinkan pembuangan lumpur basah secara langsung ke dalam mesin tanpa harus menyimpan material yang dapat menyebabkan banjir lumpur.
“Pembangunan Crusher 603 melibatkan penggunaan lebih banyak material baja dibandingkan dengan dua crusher sebelumnya, yang menjadikan proyek ini lebih kompleks. Penyelesaian crusher ini merupakan langkah besar menuju pencapaian tujuan proyek dan mengkonsolidasikan posisi PTFI sebagai pemimpin dalam industri,” jelas.
Selain Crusher 603, PTFI tengah menggarap pembuatan pabrik pengolahan bijih semi-autogenous atau SAG 3 yang dijadwalkan akan selesai pada akhir tahun ini.
Sekadar catatan, pada semester I-2023, Freeport telah merealisasikan produksi tembaga sebanyak 735 juta pounds, sedangkan emas 881.000 ounces.
“Itu sampai semester I-2023 sudah 735 juta pounds, totalnya sampai akhir tahun kira-kira 1,6 miliar pounds [konsentrat tembaga] dan untuk emas 1,9 juta ounces. Namun, untuk karena keterlambatan izin ekspor [pada Juli], dampaknya jadi ke full year. Di mana [ekspor] full year kami kira-kira 100 juta pounds lebih rendah [dari produksi],” jelas Presiden Direktur PTFI Tony Wenas kepada Bloomberg Technoz, belum lama ini.
(wdh)