Sandi tak mengungkapkan detail sumber dana dari tourism fund tersebut. Menurutnya, hal itu masih terus dikaji apakah akan menggunakan dana abadi, devisa di sektor pariwisata, atau pendanaan lainnya.
“Jadi sumber pendanaannya ini nanti akan ditelaah sehingga governance-nya terjaga tapi tidak akan membebani juga APBN terlalu besar, maupun tidak akan membebani juga wisatawan. Kita akan cari equilibrium di mana ini akan menjadi berkelanjutan, tidak memberatkan, tapi justru akan menambah kualitas dan aspek sustainability dari sektor pariwisata kita,” ujarnya.
Sedangkan terkait pengelolaan, Sandiaga mengatakan bahwa saat ini terdapat sejumlah opsi yang akan diputuskan dalam waktu dekat. Opsi tersebut meliputi pengelolaan di bawah BUMN maupun Kementerian Keuangan.
“Ini akan difinalkan pengelolaannya apakah sudah akan dibentuk di bawah BUMN yang sudah ada yaitu InJourney atau lembaga-lembaga yang sudah ada seperti lembaga pengelola dana yang ada di bawah Kementerian Keuangan,” tandasnya.
Latar Belakang
Dalam satu wawancara dengan Bloomberg Technoz,Mei lalu, dana pariwisata sempat disinggung oleh Sandiaga sebagai salah satu proyek yang akan dimatangkan tahun ini.
Sandiaga menyinggung keberhasilan sejumlah negara dalam menggelar konser internasional. Bidding yang dilakukan sebuah negara untuk mengundang artis internasional karena dalam prosesnya ada insentif yang diberikan negara untuk menambah dukungan.
"Insentif bisa melalui ketersediaan venue dengan harga yang lebih terjangkau. Konser Taylor Swift itu ada fund yang dikelola pemerintah untuk memberikan bantuan bidding untuk mendapatkan konser tersebut di Singapura," ujar Sandi mencontohkan.
Dukungan itu, kata Sandi, dimungkinan kalau Indonesia memiliki juga semacam fund yang membantu untuk memberikan dorongan atau kemudahan dari segi pendanaan bagi penyelenggara konser-konser.
"Karena akan menarik banyak wisatawan mancanegara dan mampu menarik perputaran ekonomi lokal," tegas Sandi.
Namun demikian, saat itu Sandi mengakui bahwa Indonesia tidak didesain untuk memberikan insentif karena pemerintah berfokus investasi jangka panjang.
"Jadi fund yang sedang kami upayakan dalam bentuk BLU yang sedang digodok oleh Kemenparekraf dan Kemenkeu," ujarnya saat itu.
(ain)