Logo Bloomberg Technoz

Dua hari berturut-turut bank sentral mengumumkan intervensi, di mata analis itu akan menjadi awal dari serial intervensi-intervensi BI di pasar obligasi di masa mendatang demi menjaga kepercayaan diri pasar terhadap surat utang RI.

"BI senang membiarkan yield [INDOGB] naik bulan lalu sehingga selisih imbal hasil dengan UST melebar. Akan tetapi, kebijakan itu mungkin akan berubah pekan ini dengan yield 10 tahun sudah di atas 7%. Kami menilai, BI kini lebih khawatir penurunan harga obligasi lebih lanjut bakal menggoyahkan kepercayaan diri investor pada INDOGB yang bisa memicu lebih banyak lagi arus modal keluar. Jadi, kami memperkirakan BI akan lebih sering mengumumkan intervensi di pasar obligasi dan risiko atas INDOGB jadi terbatasi," jelas Duncan Tan, strategist DBS dalam catatan pada klien, seperti dikutip dari Bloomberg News.

Sampai siang ini jelang berakhirnya sesi 1 perdagangan, rupiah terpantau menguat 32 bps ke kisaran Rp15.600/US$, sementara Indeks Harga Saham Gabungan menguat 0,33% ke 6.909. Adapun di pasar surat utang negara, yield SUN 10 tahun melandai 5,7 bps ke 7%, disusul tenor 15 tahun dan 5 tahun. 

Sedangkan tenor pendek 2 dan 3 tahun masih tertekan aksi jual dengan yield naik masing-masing 5,3 bps dan 1,4 bps. Obligasi pemerintah RI berdenominasi dolar AS alias global bond mencatat warna hijau dengan yield makin melandai dipimpin oleh tenor 5 tahun yang turun 8,8 bps ke kisaran 5,79% dan tenor 10 tahun yang melemah 7,2 bps menjadi 5,99%.

(rui/aji)

No more pages