Logo Bloomberg Technoz

Fatur menyebut, kebanyakan yang mendapat sisi positif atau diuntungkan dari adanya pelemahan rupiah adalah perusahaan yang berbasis ekspor.

Sebagai contoh adalah emiten PT Mayora Indah Tbk (MYOR) yang berorientasi ekspor.

Melansir laporan keuangan semester I-2023, penjualan dan pasar ekspor MYOR sudah mencapai Eropa dan Amerika, adapun pihak berelasi tersebut adalah Danish Speciality Foods AAL DK A/S, dan Star Premium Trading & Marketing Srv. LLC.

Produk Mayora Kopiko, Elon Musk Meeting Desk (Sumber Halaman Website Perseroan)

Sementara untuk Asia, Mayora Food (Shanghai) Co., Ltd., Mayora Vietnam Company Limited, Inbisco (Thailand) Ltd., Mayora Malaysia Sdn. Bhd., Mayora India Private Limited, Mayora Food (Hongkong) Limited, dan Mayora Food (Shandong) Co. Ltd.

"Berbasis ekspor tak hanya perusahaan produk makanan dan minuman, tetapi juga perusahaan komoditas, seperti batu bara, nikel, CPO dan lain sebagainya," lanjut Fatur.

Akan tetapi, terang Fatur, masih banyak emiten lainnya yang justru tertekan lantaran pelemahan rupiah terus terjadi hingga mencetak rekor tahun ini. 

“Emiten yang punya porsi utang besar yang menggunakan satuan dolar, emiten-emiten yang beban usaha memerlukan impor, serta emiten dengan beban operasional yang memerlukan dolar, guna terus melanjutkan bisnisnya,” jelas Fatur terkait emiten yang ‘Buntung’ atas rupiah yang kian melemah. 

Dia menyebutkan, emiten yang memiliki utang dalam denominasi dolar adalah PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), ICBP memiliki utang obligasi dalam dolar AS senilai Rp41,32 triliun, selain itu ICBP juga memerlukan impor gandum untuk kebutuhan produksi produk mereka.

Kemudian, sektoral emiten yang memiliki utang dan/atau beban operasional yang memerlukan dolar adalah properti, otomotif, hingga telekomunikasi.

“Misal seperti PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT) yang memiliki kontrak atas pembelian barang peralatan telekomunikasi dan jasa terhadap Huawei, Nokia, Ericsson, dan ZTE yang menggunakan mata uang dolar,” tutur Fatur.

Adapun sektoral lain  yang dirugikan atas terkontraksinya nilai tukar rupiah adalah sektor farmasi. Diketahui bersama, perusahaan membeli bahan baku dengan harga yang lebih mahal dan terlebih-lagi menjadikan biaya atas sejumlah barang impor dapat terus meningkat.

(fad/aji)

No more pages