Logo Bloomberg Technoz

Jumlah orang yang secara sukarela berhenti dari pekerjaan mereka bertambah 19.000 menjadi 3,64 juta, naik dari level terendah dalam dua setengah tahun sebesar 3,62 juta pada Juli.

Pasar tenaga kerja masih akan menjadi fokus perhatian investor sepanjang minggu ini. Sebelum rilis data Non-Farm Payrolls (NFP) pada Jumat, investor akan mencerna rilis data ADP Employment Change dan rilis data Initial Jobless Claims pada Kamis.

Sementara itu, menurut survei dari ADP Research Institute yang bekerja sama dengan Stanford Digital Economy Lab, perusahaan-perusahaan AS menambahkan jumlah pekerjaan terendah sejak awal 2021 pada bulan September.

Laporan terpisah dari Institute for Supply Management juga menunjukkan bahwa sektor jasa juga melambat secara modest bulan lalu menjadi level terendah tahun ini.

Ekspektasi bahwa suku bunga akan tetap tinggi mengerek imbal hasil (Yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasuries). Yield US Treasury Note bertenor 10 tahun meroket menjadi 4,8%, tertinggi sejak 2007 dari 0,5% di awal pandemi Covid-19.

“Ketika surat utang atau obligasi menawarkan imbal hasil (Yield) yang begitu tinggi, maka dana investor akan mengalir keluar dari instrumen investasi lain, terutama yang rawan mengalami fluktuasi harga lebih liar dari fluktuasi harga obligasi,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, pergerakan ini terjadi seiring dengan pernyataan resmi Bank Sentral Eropa dan pejabat Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang semakin jelas menunjukkan bahwa mereka tidak akan melakukan pelonggaran kebijakan dalam waktu dekat.

Aksi jual (Sell-Off) di pasar obligasi global semakin meluas yang mendorong biaya pinjaman jangka panjang di AS dan Eropa ke level tertinggi dalam lebih dari satu dekade dan mengurangi minat terhadap aset berisiko serta meredupkan prospek pertumbuhan.

Dari regional, Services PMI Jepang turun jika dibandingkan dengan perhitungan akhir untuk bulan Agustus yang berada di level 54,3 dan memberi sinyal bahwa aktivitas di sektor jasa ekspansi dengan laju paling kecil sejak Januari.

Penjualan obligasi global juga mendorong imbal hasil obligasi Jepang 5 tahun ke level tertinggi dalam satu dekade. Yen Jepang bergerak liar setelah sebelumnya melemah ke level yang dicurigai akan memicu dukungan intervensi.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG terkoreksi 0,8% ke 6.886 didominasi oleh munculnya volume penjualan, koreksi dari IHSG pun menembus MA-60. 

“Dengan tertembusnya support di 6.900, maka posisi IHSG saat ini diperkirakan sedang berada di bagian dari wave c dari wave (ii) sehingga IHSG masih rawan untuk melanjutkan koreksinya ke rentang 6.747-6.820 sekaligus menguji MA-200,” papar Herditya dalam risetnya pada Kamis (5/10/2023).

Herditya juga memberikan catatan, meskipun menguat, diperkirakan akan cenderung terbatas ke rentang area 6.875-6.898.

Bersamaan dengan risetnya, Herditya merekomendasikan saham-saham berikut, MARK, MEDC, PGAS dan UNTR.

Analis Phintraco Sekuritas memaparkan, IHSG berpotensi menghijau, dengan indikasi technical rebound di Kamis (5/10).

“IHSG sempat uji critical level 6.850 di Rabu (4/10), sebelum ditutup di 6.886,576 (-0,782%). Dengan pelemahan tersebut terjadi pelebaran negative slope pada MACD dan Stochastic RSI tertahan pada oversold area. Jika bertahan di atas 6.850, IHSG berpeluang technical rebound di Kamis (5/10),” tulisnya.

Melihat hal tersebut, Phintraco merekomendasikan buy on support pada saham-saham TLKM, PGAS, JSMR, MIDI dan TBIG.

(fad/ggq)

No more pages