“Tidak diragukan lagi bahwa dengan prospek permintaan yang lemah tentu minyak akan mengalami tekanan jual,” ujar Greg Sharenow dari Pacific Investment Management, seperti dikutip dari Bloomberg News.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dalam perspektif harian (daily time frame), minyak memang sedang bearish. Untuk Brent, skor Relative Strength Index (RSI) ada di 34,26. RSI di bawah 50 mengindikasikan suatu aset dalam posisi bearish.
Namun dengan koreksi yang sudah begitu dalam, harga Brent berpeluang bangkit. Target kenaikan terdekat ada di US$ 89,78/barel. Jika tertembus, maka ada kemungkinan naik lagi menuju US$ 92,13/barel.
Sementara target koreksi terdekat adalah US$ 82,71/barel. Penembusan di titik ini bisa membawa harga Brent turun lagi ke US$ 82,08/barel.
Untuk WTI, nilai RSI ada di 39,66. Sama dengan Brent, masuk zona bearish.
Juga seperti halnya Brent, harga WTI berpotensi bangkit setelah koreksi tajam. Target kenaikan atau resisten terdekat adalah US$ 87,51/barel. Apabila tertembus, maka harga bisa naik ke arah US$ 89,3/barel.
Sedangkan target koreksi atau support terdekat ada di US$ 78,9/barel. Jika tertembus, maka harga bisa turun lagi ke US$ 77,48/barel.
(aji)