Di Eropa, pemodal juga masuk lagi membeli aset pendapatan tetap terindikasi dari kenaikan harga obligasi di Jerman dan Italia. Sementara Asia Pasifik juga memperlihatkan tren senada seperti yang terlihat di Jepang dan Australia. Indeks dolar AS pun langsung melemah ke 106,78 pagi ini.
"Kita melihat pasar agak sedikit oversold dengan yield UST kemarin hampir ke 5%," kata Bill Gross, Co-Founder and Former Chief Investment Officer di Pacific Investment Management dalam wawancara Bloomberg TV, seperti dilansir Bloomberg News, Kamis pagi ini.
Dari dalam negeri, sinyal kebangkitan minat pemodal sudah terlihat saat lelang Sertifikat Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang digelar bank sentral kemarin dengan nilai bidding amount naik 40% dibanding lelang pekan lalu.
Sampai pagi ini di pasar sekunder, terpantau yield SUN 2 tahun mulai membaik dengan terkikis 3,7 bps ke kisaran 6,3%. Sementara tenor 10 tahun juga mulai naik harganya dengan yield melamdai 0,4 bps ke 7,06%.
Di pasar derivatif, kontrak nondeliverable forward rupiah sampai pukul 07:24 WIB, Kamis (5/10/2023), masih bergerak naik ke kisaran Rp15.613/US$ untuk 1 pekan dan di level Rp15.624/US$ untuk 1 bulan.
Level itu masih lebih rendah dibanding titik penutupan rupiah di pasar spot maupun di perbankan. Di pasar spot, rupiah kemarin ditutup kehilangan 52 bps ke kisaran Rp15.632/US$, sementara kurs tengah Bank Indonesia, Jakarta Interbank Spot Interbank Dollar Rate (JISDOR) bahkan ditutup lebih lemah di Rp15.636/US$.
Analisis teknikal
Dari kacamata teknikal, nilai tukar rupiah menghadapi dolar AS hari ini memperlihatkan potensi pelemahan setelah kemarin menjebol level support terkuat.
Rupiah bisa terkoreksi menuju area Rp15.650-Rp15.685 per dolar AS. Trendline channel yang kemarin break dan tertembus menjadi support terkuat rupiah kini menjadi level resistance terdekat pada Rp15.580/US$.
Apabila pelemahan kembali berlanjut dengan tekanan yang tinggi seperti hari-hari kemarin, ada trendline garis biru pada level Rp15.700/US$ akan jadi support terakhir. Sementara resistance selanjutnya ada di titik Rp15.554/US$.
-- dengan bantuan M. Julian Fadli.
(rui)