Penurunan imbal hasil mengurangi rangkaian kenaikan tajam yang sebelumnya terjadi.
Penurunan imbal hasil obligasi ini dibantu oleh data ekonomi yang mendorong para trader untuk memangkas perkiraan ketatnya kebijakan Federal Reserve tahun ini.
Menurut survei dari ADP Research Institute yang bekerja sama dengan Stanford Digital Economy Lab, perusahaan-perusahaan AS menambahkan jumlah pekerjaan terendah sejak awal 2021 pada bulan September.
Laporan terpisah dari Institute for Supply Management menunjukkan bahwa sektor jasa menurun sedikit bulan lalu menjadi level terendah tahun ini. Data-data ini muncu; sebelum angka nonfarm payrolls Jumat ini, yang diprediksi akan menunjukkan perlambatan aktivitas.
Bill Gross, salah satu pendiri dan mantan kepala investasi Pacific Investment Management Co., mengatakan investor ritel yang memegang obligasi dalam dana yang diperdagangkan di bursa telah menambah tekanan dalam pasar obligasi selama seminggu terakhir.
"Kami melihat sedikit pasar yang terjual berlebihan" karena imbal hasil obligasi 10 tahun mendekati 5%, katanya dalam wawancara dengan Bloomberg Television.
Para trader di Asia hari ini akan memperhatikan pergerakan yen, setelah mata uang tersebut melonjak pada Selasa setelah nilainya turun di bawah 150 per dolar.
Kenaikan tersebut memicu spekulasi bahwa pejabat di Jepang telah melakukan intervensi untuk menjaga agar yen tetap kuat, tetapi indikasi awal menunjukkan bahwa hal itu mungkin tidak terjadi.
Di pasar komoditas, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 5,6% menjadi di bawah US$85 per barel pada Rabu, penurunan harian terbesar dalam lebih dari setahun.
Penurunan ini mencerminkan sinyal awal bahwa permintaan melambat, yang memperparah ketidakpastian pasar atas prospek suku bunga tinggi.
(bbn)