Insentif tersebut berupa pengurangan kewajiban setoran GWM. GWM merupakan giro rupiah yang wajib disimpan perbankan di BI. Total insentif likuiditas yang diberikan kepada perbankan akan naik dari 2,8% menjadi 4%. Maka ruang kelonggaran insentif likuiditas akan lebih besar lagi yaitu bisa mencapai Rp158,6 triliun.
Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti menyampaikan, kinerja KPR menunjukkan tren peningkatan pertumbuhan hingga lebih dari 10% yoy pada Agustus 2023. Angka ini naik dibandingkan dengan akhir 2022 yakni 8,17% yoy [year on year].
Pangsa pasar terbesar KPR berasal dari rumah tipe menengah yakni tipe 21-70, sementara untuk kontribusi terbesar pertumbuhan berasal dari rumah tipe >70.
Destry menambahkan, KPR merupakan kontributor tertinggi dari angka pertumbuhan tersebut, dengan generasi muda menjadi motor pertumbuhan kredit konsumsi, yaitu tumbuh secara tahunan sebesar 17,18% pada Agustus 2023 di tengah tren penurunan kredit konsumsi pada generasi lainnya.
“Dengan demikian dari sisi permintaan, terdapat peluang pembiayaan perumahan yang didorong oleh peningkatan permintaan KPR dari populasi Gen Z dan Milenial, khususnya menyasar pada tipe rumah menengah dengan kisaran harga rumah kurang dari Rp500 juta, hal ini juga selaras dengan hasil survei REI-IPW 2023,” ucapnya.
(mfd)