Logo Bloomberg Technoz

Special Research

Rupiah Memang Lesu, Tapi Rasanya BI Belum Perlu Naikkan Bunga

Ruisa Khoiriyah
04 October 2023 14:21

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo saat pengumuman Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan September. (Youtube Bank Indonesia)
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo saat pengumuman Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan September. (Youtube Bank Indonesia)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Gelombang aksi jual pemodal di pasar saham dan surat utang yang semakin memuncak hari ini telah menyeret rupiah kian melemah semakin dalam melebihi Rp15.600-an. 

Namun, Bank Indonesia dinilai belum perlu menaikkan bunga acuan demi memastikan daya tarik investasi di aset-aset rupiah tetap menarik, menurut pandangan para ekonom.

Inflasi yang sejauh ini memperlihatkan penurunan dengan PR pertumbuhan ekonomi yang terbebani ketiadaan musim belanja pasca berakhirnya momen hari raya kuartal II lalu, sejauh ini belum memberikan alasan bagi MH Thamrin untuk berbalik arah.

Pemodal di pasar domestik terus hengkang menyusul makin besarnya potensi penyempitan selisih imbal hasil antara Indonesia dengan Amerika Serikat, sejurus dengan probabilitas kenaikan bunga acuan AS yang semakin besar. 

Bunga acuan Indonesia tinggal sejengkal untuk sejajar dengan Amerika Serikat, pertama kali dalam sejarah (Bloomberg)

Bila Federal Reserve, bank sentral AS, mengerek bunga acuan 25 bps pada November atau Desember tahun ini, maka untuk pertama kalinya dalam sejarah tingkat bunga acuan Indonesia dengan Negeri Paman Sam, setara di 5,75%.