Logo Bloomberg Technoz

Pamor dolar AS semakin perkasa menyusul aksi pemodal yang memilih safe haven di tengah aksi jual yang terlihat tak terjeda di pasar surat utang maupun pasar saham. Yield US Treasury sudah mendekati 5% di mana pagi ini telah melesat 15,2 bps untuk tenor 10 tahun ke 4,83%.

Tenor lebih panjang terlihat mengalami tekanan jual lebih besar dengan kenaikan 17,7 bps untuk UST-30 tahun dan 16,6 bps untuk tenor 20 tahun.

Dengan masih kuatnya sentimen negatif dari arah bunga acuan the Fed yang diprediksi akan mengerek 25 bps bulan depan atau Desember, yield UST tinggal sejengkal lagi memecah rekor baru di 5%. 

Bila itu terjadi, yield SUN 10 tahun bisa kian melambung ke kisaran 7,2%-7,3%. Semakin mengikis pertahanan rupiah yang kian terperosok oleh outflow dana asing.

Animo Masih Lesu

Lelang SRBI yang digelar hari ini oleh BI kemungkinan besar akan mencatat permintaan masuk yang rendah atau tak berubah jauh dibanding lelang terakhir pekan lalu di kisaran Rp8,23 triliun. 

Berkaca dari lelang SUN yang digelar pemerintah kemarin, animo pelaku pasar terlihat susut hingga 22% dibanding lelang sebelumnya. 

Indonesia membutuhkan pasokan valas segar untuk mengimbangi tekanan arus keluar modal asing yang terus berlanjut sampai saat ini. 

Agar bisa menarik minat pemodal, BI didesak untuk menawarkan imbal hasil menarik dalam lelang hari ini. 

SRBI yang ditawarkan dengan tenor pendek 6 bulan, 9 bulan dan 12 bulan, bisa menjadi daya tarik sendiri mengingat di tengah turbulensi pasar tenor pendek akan jadi pilihan lebih menarik mengingat risikonya. SRBI sejauh ini memberi yield yang bahkan menyamai level imbal hasil SUN 5 tahun. 

Yield SUN 5 tahun pagi ini di kisaran 6,72%, sementara SRBI tenor paling panjang yakni 12 bulan dalam lelang pekan lalu bertengger di 6,42%.

SRBI menjadi upaya kesekian bank sentral untuk menahan dana asing agar tetap berputar di sistem domestik meski itu kemudian membuat arus migrasi dari SBN tenor menengah ke SRBI tenor pendek.

Hanya saja, sejauh ini langkah tersebut masih belum membuahkan hasil dengan rupiah terus terperosok sejak beberapa waktu terakhir. Arus keluar dana asing masih belum terbendung dengan nilai mencapai Rp17 triliun selama September lalu.

Sejauh ini, menurut data terakhir Kementerian Keuangan, kepemilikan SBN oleh investor asing mencapai Rp824,64 triliun per 2 Oktober lalu, bertambah Rp1,64 triliun dibanding posisi akhir September.

(rui/aji)

No more pages