Harga emas dunia juga ikut amblas dengan merosot 0,12% ke US$ 1.820,91, menggenapi reli pelemahan harga dalam delapan hari berturut-turut.
Aksi jual berkobar di seluruh belahan dunia akibat semakin terangnya potensi kenaikan bunga acuan Amerika ke 5,75%, paling cepat November atau Desember nanti, menyusul data ketenagakerjaan terbaru yang memperlihatkan pasar tenaga kerja negeri itu masih begitu ketat.
Pasar tenaga kerja yang masih ketat memberi alasan lebih besar bagi the Fed untuk terus memperpanjang kebijakan bunga tinggi. Dan itu adalah mimpi buruk bagi pelaku pasar.
Rupiah terburuk di Asia
Mata uang Indonesia rupiah sejauh ini mencatat kinerja terburuk di Asia dengan melemah 0,39% ke Rp15.640/US$.
Rupiah memimpin pelemahan, disusul oleh baht Thailand yang tergerus 0,31%, lalu dolar Taiwan yang kehilangan 0,29%.
Rupiah diperkirakan akan dengan cepat merosot ke zona pelemahan baru, mendekati Rp16.000/US$ dengan terus keluarnya dana asing dari pasar keuangan domestik.
"Yield UST menuju 5% dan bila itu terjadi yield SUN 10 tahun bisa di kisaran 7,2%-7,3%," komentar Lionel Prayadi, Macro Strategist Samuel Sekuritas.
Penguatan dolar AS bakal kian tak terbendung dengan pemodal di seluruh dunia memilih aman berlindung di instrumen pasar uang atau bahkan memegang dana tunai dalam denominasi dolar Amerika. Indeks dolar AS pagi ini terpantau terus menguat ke 107,15.
(rui)