Sementara surat utang terbitan pemerintah Negeri Sakura banyak mencatat aksi jual untuk tenor menengah panjang dengan kenaikan yield 2,7 bps untuk tenor 10 tahun. Sedangkan tenor 10 tahun pagi ini masih bergeming di 0,758%.
Dari selatan, surat utang Australia juga mengalami tekanan jual besar di semua tenor, dipimpin tenor 10 tahun yang melompat 11,3 bps ke 4,87%. Sementara tenor lebih panjang 20 tahun naik 11,9 bps ke 5,01%.
Negeri Raja Charles, Inggris, juga tak kalis dari aksi jual pemodal di pasar pendapatan tetap dengan yield 10 tahun naik 3,8 bps ke 4,59%. Sementara Kanada, mempertontonkan gelombang jual lebih dalam dengan yield 10 tahun naik sampai 22,4 bps ke kisaran 4,24%.
Gelombang jual nan massif di pasar fixed income global dipastikan akan merambat pula ke pasar domestik hari ini dengan yield SUN 10 tahun diprediksi bisa menembus 7,5% apabila Federal Reserve mengerek bunga acuan 25 bps pada November nanti.
Yield SUN 10 tahun kemarin sudah menembus 7% meski setelah itu ditutup sedikit di bawahnya. Namun, tekanan jual terlihat belum akan mereda.
Global bond, surat utang RI berdenominasi dolar Amerika bahkan mencatat kenaikan yield lebih tinggi dipimpin oleh tenor panjang 30 tahun yang imbal hasilnya melesat 21,5 bps ke 6,3%. Sedangkan tenor 10 tahun naik 14,1 bps ke 6,05%.
Lelang SUN yang digelar oleh pemerintah kemarin dan mencatat penurunan animo cukup besar dari pasar, menjadi pertanda buruk yang kian membuat para pemodal menjauhi pasar.
Analis memperkirakan yield SUN 10 tahun berpeluang terus melanjutkan kenaikan hingga menembus 7,5%.
"Dengan yield UST yang semakin tinggi, insentif untuk masuk ke aset dengan risiko seperti Indonesia menjadi semakin kecil. Bila bunga the Fed naik lagi dan pasar tenaga kerja Amerika tetap tangguh, perkiraan kami yield surat utang emerging market akan melejit naik di mana apabila FFR naik pada November, yield SUN 10 tahun akan bisa ke 7,5%," kata Brendan McKenna, emerging market strategist Wells Fargo di New York, seperti dilansir oleh Bloomberg News, Rabu (4/10/2023).
Pasar keuangan global bergolak pasca pengumuman data terbaru pasar tenaga kerja Amerika yang memperlihatkan pengetatan.
Jumlah lowongan pekerjaan yang tersedia di Amerika naik menjadi 9,61 juta dari kurang dari 9 juta pada bulan Juli, menurut Survei Job Openings and Labor Turnover Bureau of Labor Statistics atau JOLTS.
Laporan itu langsung mengerek ekspektasi pedagang di pasar swap yang menaikkan probabalitas kenaikan Fed fund rate 25 bps pada November menjadi 28,2% dan Desember sebesar 39,4%.
(rui)