Harga minyak mulai stabil jelang pertemuan tingkat menteri OPEC+. Arab Saudi dan Rusia diperkirakan masih mempertahankan posisi yaitu mengurangi produksi untuk menjaga harga di level tinggi.
Namun kenaikan harga minyak tertahan oleh posisi (stance) bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve yang masih hawkish. Para pejabat The Fed mengindikasikan mereka belum selesai dalam menaikkan suku bunga acuan.
Kebijakan moneter ketat akan membuat ekonomi melambat. Saat ekonomi melambat, maka permintaan energi berkurang sehingga menahan laju kenaikan harga minyak.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dalam perspektif harian (daily time frame), minyak sedang dalam posisi bearish. Untuk Brent, skor Relative Strength Index (RSI) ada di 49,2.
RSI di bawah 50 menunjukkan suatu aset sedang berada di zona bearish.
Namun koreksi yang sudah cukup dalam membuat harga Brent berpeluang mencetak technical rebound. Target kenaikan atau resisten terdekat ada di US$ 92,37/barel. Jika tertembus, maka US$ 93,22/barel bisa menjadi resisten berikutnya.
Sedangkan target koreksi atau support terdekat adalah US$ 88,55/barel. Penembusan di titik ini bisa membawa harga Brent meluncur turun ke US$ 82,65/barel.
Untuk WTI, nilai RSI ada di 54,56. Berbeda dengan Brent. WTI masih di teritori bullish.
Target resisten terdekat WTI ada di US$ 90,02/barel. Jika tertembus, maka US$ 90,35/barel bisa menjadi resisten selanjutnya.
Sementara support terdekat adalah US$ 78,84/barel. Jika tertembus, maka harga bisa turun lagi menuju US$ 77,45/barel.
(aji)