Sebanyak sekitar 83.000 kontrak futures yen diperdagangkan dalam setengah jam setelah data pekerjaan AS dirilis, sekitar 25 kali lipat volume rata-rata sejak Mei dalam rentang waktu tersebut.
Meskipun pergerakan tiba-tiba ini menimbulkan pembicaraan di Wall Street tentang kemungkinan intervensi, para analis mengungkap beberapa penjelasan lain. Marc Chandler, kepala strategi pasar di Bannockburn Global mengatakan, "Ini bisa saja intervensi, tetapi saya ragu.”
Adapun lainnya yang mengatakan bahwa pemicunya mungkin adalah otoritas Jepang baru mulau memeriksa nilai tukar di bank-bank - sebuah langkah yang kerap dianggap sebagai prelude untuk tindakan lebih lanjut.
Bank of Japan "mungkin baru saja melakukan pemeriksaan harga dengan dealer-dealer," kata Shaun Osborne, chief foreign-exchange strategist di Scotiabank di Toronto.
Dolar telah menguat dalam dua setengah bulan terakhir karena investor mengamati kemungkinan bank sentral AS, The Federal Reserve akan menjaga suku bunga tinggi lebih lama untuk mengendalikan inflasi.
Pada Selasa, Bloomberg Dollar Spot Index mencapai level terkuat sejak November.
Yen yang lemah membuat impor menjadi lebih mahal bagi Jepang, yang berpotensi mendorong kenaikan harga. Ini juga membantu ekspor negara tersebut dengan membuatnya menjadi lebih murah di luar negeri.
Di Jepang, Kanda mengatakan bahwa ia menjaga hubungan erat dengan rekan-rekan AS-nya, dengan kedua belah pihak sepakat bahwa tidak menginginkan pergerakan mata uang yang berlebihan.
Sementara itu, Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki telah memperingatkan tentang fluktuasi mata uang selama enam hari berturut-turut hingga Selasa. Dia mengatakan bahwa dia tidak akan menilai kemungkinan intervensi valuta asing berdasarkan level mata uang, tetapi berdasarkan volatilitas.
Intervensi pertama oleh Jepang tahun lalu terjadi ketika yen melemah menjadi 145,90 pada bulan September. Negara tersebut menghabiskan sekitar US$65 miliar secara total untuk mendukung yen dalam tiga kesempatan pada bulan September hingga Oktober, intervensi pertama seperti itu dalam 24 tahun.
--Dengan asistensi Paul Jackson dan Masaki Kondo.
(bbn)