Untuk itu, diharapkan bagi para pekerja atau masyarakat yang sering berlama-lama di luar diharapkan untuk memperkuat proteksi. “Mencari tempat berteduh, memakai topi, banyak minum air putih, usahakan setiap setiap setengah jam meminum 1 gelas air putih,” tambahnya.
Dicky juga mengingatkan, cuaca ekstrem juga berdampak bagi penderita diabetes, tekanan darah tinggi dan kardiovaskuler.
Dampak lain yang tidak langsung yaitu timbulnya penyakit infeksi yang diakibatkan peningkatan perkembangbiakan penyakit yang berasal dari nyamuk. Karena nyamuk cenderung menyukai tempat hangat.
“Dengan adanya peningkatan suhu panas ini akan membuat nyamuk bergerak ke daerah relatif hangat, ini berdampak bahwa ada peningkatan potensi penyakit yang tadinya tidak terjadi selama musim panas. Seperti meningkatnya penyakit DBD, Malaria, dan Zika. Ini harus diperhatikan,” terang Dicky.
Penjelasan BMKG
Cuaca panas melanda wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Menurut BMKG hal tersebut terjadi karena gerak semu matahari.
“Saat ini kondisi di Indonesia memang masih musim kemarau. Serta gerak semu matahari,” ujar Kepala Sub Bagian Hubungan Pers dan Media BMKG, Dwi Rini Endang Sari kepada Bloomberg Technoz, Selasa (26/9/2023).
Panas yang meningkat di wilayah Indonesia juga dikarenakan fenomena El Nino. “Fenomena ini memengaruhi curah hujan di Indonesia,” tambahnya.
Cuaca terik di Jakarta diprediksi akan terjadi hingga akhir bulan hingga bulan Oktober. Musim hujan akan mulai terjadi pada bulan November.
“Iya, akan sampai akhir bulan tapi tidak mungkin tidak hujan ya. Yang pasti awal Musim hujan di wilayah Indonesia khusunya Jabodetabek atau wilayah pulau jawa masuk pada bulan November,” tambahnya.
(spt/ain)