Bloomberg Technoz, Jakarta - Di tengah volatilitas pasar yang memuncak, gelar lelang Surat Utang Negara yang digelar pemerintah hari ini mencatat penurunan animo investor yang signifikan kendati pemerintah menaikkan target indikatif emisi.
Nilai permintaan masuk dalam lelang SUN hari ini turun 22% dibanding lelang sebelumnya dengan nilai animo sebesar Rp22,42 triliun. Para peserta lelang meminta yield jauh lebih tinggi sejalan dengan tengah melesatnya tingkat imbal hasil SUN di pasar sekunder dalam beberapa hari terakhir hingga menembus 7% hari ini.
Tenor 10 tahun FR0100 masih menjadi favorit peserta lelang dengan mencatat permintaan masuk hingga Rp8,31 triliun. Untuk seri ini, pemodal meminta imbal hasil tertinggi hingga 7,22% dan terendah sebesar 6,87%.
Sementara itu tenor 5 tahun juga banyak diminati dengan mencatat permintaan Rp4,85 triliun. Yield yang diminta untuk FR0095 ini antara 6,6%-6,8%. Tenor lebih panjang, 20 tahun yaitu FR0097 juga membetot banyak minat sebesar Rp3,93 triliun.
Sementara seri SPN yang tenornya di bawah 12 bulan, tidak banyak diminati. Para pemodal ditengarai bakal lebih menyasar Sertifikat Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang akan digelar lelangnya esok oleh Bank Indonesia.
Penurunan animo yang masuk dalam lelang hari ini ditambah permintaan yield nan tinggi, akhirnya malah membuat pemerintah memenangkan penawaran di angka jauh lebih rendah daripada target indikatif. Bahkan lebih rendah dibanding nilai penyerapan lelang sebelumnya yang mencapai di atas Rp15 triliun.
Pemerintah memenangkan permintaan sebanyak Rp9,29 triliun dengan nilai terbanyak adalah untuk tenor panjang yaitu FR0098 (htm. 2038) dan FR0097 (htm. 2043).
Masing-masing seri dimenangkan sebesar Rp3,75 triliun dan Rp3,92 triliun dengan yield tertinggi dimenangkan sebesar 7,21% dan 7,26%.
Tingkat yield itu jauh lebih tinggi dibanding tingkat imbal hasil tenor yang sama di pasar sekunder sore ini yang ada di 7,15% dan 7,01%.
Sementara tenor 10 tahun yang terbanyak diburu, pemerintah hanya memenangkan sebesar Rp650 miliar, dengan yield tertinggi 6,62%, jauh lebih rendah dibandingkan tingkat imbal hasil SUN 10 tahun di pasar sekunder saat ini yang sudah di 6,99%.
Lelang SUN hari ini berlangsung di tengah tekanan yang masih besar melanda pasar global dan domestik dengan nilai rupiah semakin melemah, sempat terperosok di atas Rp15.600-an sebelum akhirnya berhasil ditutup di Rp15.580/US$ berkat intervensi bank sentral.
Rupiah di pasar spot hari ini menjadi valuta Asia dengan pelemahan terbesar urutan ketiga setelah dolar Taiwan yang melemah 0,37%, dan won Korsel yang tergerus nilainya 0,67%.
Sedangkan kurs tengah Bank Indonesia Selasa sore ini parkir di level Rp15.600/US$, mengindikasikan pelemahan 81 bps dalam sehari.
(rui/aji)