Penurunan animo yang masuk dalam lelang hari ini ditambah permintaan yield nan tinggi, akhirnya malah membuat pemerintah memenangkan penawaran di angka jauh lebih rendah daripada target indikatif. Bahkan lebih rendah dibanding nilai penyerapan lelang sebelumnya yang mencapai di atas Rp15 triliun.
Pemerintah memenangkan permintaan sebanyak Rp9,29 triliun dengan nilai terbanyak adalah untuk tenor panjang yaitu FR0098 (htm. 2038) dan FR0097 (htm. 2043).
Masing-masing seri dimenangkan sebesar Rp3,75 triliun dan Rp3,92 triliun dengan yield tertinggi dimenangkan sebesar 7,21% dan 7,26%.
Tingkat yield itu jauh lebih tinggi dibanding tingkat imbal hasil tenor yang sama di pasar sekunder sore ini yang ada di 7,15% dan 7,01%.
Sementara tenor 10 tahun yang terbanyak diburu, pemerintah hanya memenangkan sebesar Rp650 miliar, dengan yield tertinggi 6,62%, jauh lebih rendah dibandingkan tingkat imbal hasil SUN 10 tahun di pasar sekunder saat ini yang sudah di 6,99%.
Lelang SUN hari ini berlangsung di tengah tekanan yang masih besar melanda pasar global dan domestik dengan nilai rupiah semakin melemah, sempat terperosok di atas Rp15.600-an sebelum akhirnya berhasil ditutup di Rp15.580/US$ berkat intervensi bank sentral.
Rupiah di pasar spot hari ini menjadi valuta Asia dengan pelemahan terbesar urutan ketiga setelah dolar Taiwan yang melemah 0,37%, dan won Korsel yang tergerus nilainya 0,67%.
Sedangkan kurs tengah Bank Indonesia Selasa sore ini parkir di level Rp15.600/US$, mengindikasikan pelemahan 81 bps dalam sehari.
(rui/aji)