Logo Bloomberg Technoz

Respons Bulog-Bapanas Saat Sulitnya Negara Stabilkan Harga Beras

Dovana Hasiana
03 October 2023 13:50

Pengangkutan beras Bulog. (Dok Bulog.co.id)
Pengangkutan beras Bulog. (Dok Bulog.co.id)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Perum Bulog mengungkap alasan harga beras sampai saat ini belum bisa dikendalikan, meskipun ratusan ribu ton beras digelontorkan dalam operasi pasar beberapa pekan terakhir.

Bulog turut merespons paparan Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut beras mencatat rekor baru: inflasi tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Hingga hari ini harga beras di tingkat pengecer, berdasarkan panel harga pangan, telah melewati harga Rp15 ribu per kilogram. 

"Kami sudah melakukan operasi pasar dengan beras SPHP. Sebanyak 210 ribu ton beras bansos untuk keluarga penerima manfaat (KPM). Sudah dilakukan itu aja kan masih tinggi kan. Apalagi kalau itu tidak ada," ujar Sekretaris Perum Bulog, Awaludin Iqbal kepada Bloomberg Technoz, Selasa (3/10/2023).

Bulog merinci sebanyak 210 ribu ton per bulan sudah digelontorkan untuk masyarakat yang membutuhkan sebanyak 21,3 juta orang dalam tiga bulan ke depan. Dia meyakini warga tidak akan terlalu terdampak lantaran telah terpenuhi kecukupan berasnya.

"Artinya, kebutuhan dari 21,3 juta KPM paling tidak untuk bulan September dan Oktober dan November terpenuhi. Dia gak perlu ke pasar karena kebutuhan beras cukup," urainya.