"Kondisi ini, hanya muncul satu kali, dalam setiap peradaban sebuah negara," ujar Jokowi lagi.
Dia menilai, pemimpin negara yang terpilih dalam tiga pemilu tersebut harus sosok yang tepat. Presiden yang mau dan mampu melihat seluruh potensi tersebut. "Tapi kalau ditangani keliru, monoton, dan rutinitas, Indonesia akan terjebak," kata dia, dikutip dari kanal Sekretariat Presiden.
Jika gagal, Indonesia akan mengulangi nasib sejumlah negara Amerika Selatan yang sudah berstatus negara berkembang sejak tahun 1950-1960. Akan tetapi selama lebih dari 70 tahun, mereka masih berada pada status ekonomi yang sama. Mereka gagal mengambil peluang untuk menjadi negara maju.
"Saya lihat dan saya baca, [alasan negara Amerika Selatan gagal] karena tidak ambil peluang yang diberikan. Sekarang kita berada di peluang itu," ujar Jokowi.
Hingga saat ini diketahui sudah ada tiga nama calon presiden (capres) yang akan bertarung pada kontestasi Pemilu 2024 yaitu Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan. Presiden Jokowi pun kerap dianggap memberikan dukungan kepada Ketua Umum Prabowo Subianto untuk menjadi penggantinya. Hal ini dilakukan meski Jokowi sendiri adalah kader PDIP yang mengusung Ganjar Pranowo.
(frg/ezr)