Bloomberg Technoz, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, nasib ekonomi Indonesia ditentukan hasil pemilihan presiden (pilpres) pada 2024, 2029, dan 2034 mendatang. Presiden pada tiga periode kepemimpinan ini akan menentukan apakah Indonesia sebagai negara berkembang bisa menjadi negara maju atau tidak.
"Sekarang kita berada di peluang itu. Pemilu 2024, 2029, 2034 itu sangat menentukan Indonesia akan menjadi negara maju atau tidak maju. Atau terjebak pada middle income trap," kata Jokowi di acara Korpri di Hotel Mercure, Jakarta pada Selasa (3/9/2023).
Dia mengeklaim telah mendapat peringatan dari sejumlah lembaga dunia seperti Bank Dunia, IMF, dan McKinsey tentang nasib ekonomi Indonesia. Lembaga-lembaga tersebut mengatakan, Indonesia punya peluang melakukan lompatan ekonomi.
Hal ini merujuk pada potensi bonus demografi yaitu total usia produktif, 15-64 tahun, mencapai 60% pada 2030-2040. Bonus demografi ini akan bisa dimanfaatkan secara maksimal jika pemerintahan baru bisa mempersiapkan kualitas seluruh potensi sumber daya manusia di Indonesia.
Selain itu dia mengingatkan, Indonesia juga memiliki sumber daya alam yang sesuai dengan perkembangan teknologi dunia. Indonesia bisa memiliki pengaruh dan mengalami peningkatan ekonomi karena memiliki cadangan nikel tinggi saat dunia tengah berupaya berpindah dari kendaraan berbahan bakar fosil.
"Kondisi ini, hanya muncul satu kali, dalam setiap peradaban sebuah negara," ujar Jokowi lagi.
Dia menilai, pemimpin negara yang terpilih dalam tiga pemilu tersebut harus sosok yang tepat. Presiden yang mau dan mampu melihat seluruh potensi tersebut. "Tapi kalau ditangani keliru, monoton, dan rutinitas, Indonesia akan terjebak," kata dia, dikutip dari kanal Sekretariat Presiden.
Jika gagal, Indonesia akan mengulangi nasib sejumlah negara Amerika Selatan yang sudah berstatus negara berkembang sejak tahun 1950-1960. Akan tetapi selama lebih dari 70 tahun, mereka masih berada pada status ekonomi yang sama. Mereka gagal mengambil peluang untuk menjadi negara maju.
"Saya lihat dan saya baca, [alasan negara Amerika Selatan gagal] karena tidak ambil peluang yang diberikan. Sekarang kita berada di peluang itu," ujar Jokowi.
Hingga saat ini diketahui sudah ada tiga nama calon presiden (capres) yang akan bertarung pada kontestasi Pemilu 2024 yaitu Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan. Presiden Jokowi pun kerap dianggap memberikan dukungan kepada Ketua Umum Prabowo Subianto untuk menjadi penggantinya. Hal ini dilakukan meski Jokowi sendiri adalah kader PDIP yang mengusung Ganjar Pranowo.
(frg/ezr)