Perlambatan ekonomi global jadi sentimen bagi harga logam, termasuk nikel. Rezim suku bunga tinggi yang memicu kelesuan ekonomi akan membuat permintaan logam menurun.
Terbaru, datang komentar dari Presiden Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve caang Cleveland Loretta Mester. Menurutnya, The Fed kemungkinan masih akan menaikkan suku bunga acuan sekali lagi tahun ini dan menahannya di level tinggi demi mengembalikan inflasi menuju target 2%.
“Saya rasa kami mungkin menaikkan Federal Funds Rate sekali lagi tahun ini dan menahannya untuk beberapa waktu sembari mengumpulkan informasi seputar perkembangan ekonomi dan mengkaji dampak pengetatan yang sudah dilakukan,” paparnya, sebagaimana diwartakan Bloomberg News.
Analisis Teknikal
Secara teknikal, nikel memang masih bearish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 34. RSI di bawah 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bearish.
Namun, RSI nikel sudah dekat dengan 30. Artinya, sedikit lagi sudah jenuh jual (oversold) sehingga potensi kenaikan harga menjadi terbuka.
Target kenaikan terdekat ada di US$ 20.459,14/ton. Jika tertembus, maka ada kemungkinan naik lagi menuju US$ 20.845,31/ton.
Target paling optimistis atau resisten terjauh ada di US$ 23.390,2/ton.
(aji)