Beban pendanaan hanya naik 4,87% menjadi US$132,72 juta. Namun, beban umum justru naik 29,49% menjadi US$117,79 juta.
Amman Mineral Internasional (AMMN)
Salah satu entitas usaha Medco, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), juga mencatat penurunan kinerja keuangan. Tak kunjung terbitnya izin ekspor konsentrat turut memukul kinerja keuangan perusahaan.
Pendapatan bersih perusahaan milik Agoes Projosasmito itu merosot 58,14% secara tahunan menjadi US$ 580,52 juta atau setara sekitar Rp8,7 triliun di semester pertama tahun ini. Pendapatan ini berasal dari dua segmen utama yang juga kompak turun.
Pertama, penjualan tembaga anjlok 56,7% ke level US$p341 juta. Kedua, penjualan emas juga turun 59,97% ke level US$ 239,22 juta.
Arief Sidarto, Direktur Keuangan AMMN mengatakan, tertundanya izin ekspor sejak 1 April 2023 hingga 24 Juli 2023 menjadi pemicu tertekannya penjualan. Usai izin didapat, perusahaan segera menggenjot penjualan.
"Kami menjual persediaan konsentrat selama empat bulan dalam waktu enam minggu, segera setelah mendapat izin ekspor pada Juli 2023," jelas Arief dalam keterangan resmi, dikutip Senin (2/10/2023).
Dengan kata lain, hasil penjualan sisa stok tersebut tidak dibukukan di laporan keuangan semester I-2023. Hasilnya baru akan terlihat di pembukuan semester dua tahun ini.
AMMN sejatinya mencatat penurunan beban pokok 46,24% menjadi US$297,52 juta. Namun, akibat penurunan penjualan yang sudah terlalu dalam, laba kotor tergerus 46,24% menjadi US$283,3 juta.
Imbas penurunan itu, AMMN membukukan penurunan laba bersih hingga 78,88% secara tahunan menjadi US$118,8 juta atau setara sekitar 1,84 triliun pada semester I-2023.
Kinerja keuangan menjadi sentimen negatif untuk gerak saham AMMN. Harga telah turun 25 poin atau setara 0,42% ke level Rp5.900/saham hingga pukul 14.27 kemarin, Senin (2/10/2023). Saham AMMN bahkan sempat menyentuh level terendah di Rp5.600/saham di awal perdagangan pagi kemarin.
Namun, pergerakannya berangsur pulih. Hingga jelang penutupan sesi satu hari ini, harga AMMN justru melesat 225 poin atau setara 3,69% ke level Rp6.325/saham. Sedang saham MEDC kehilangan 40 poin atau setara 2,56% ke level Rp1.520/saham.
(mfd/dhf)