Mester, yang tidak memberikan suara dalam kebijakan moneter tahun ini, mengatakan tingkat inflasi masih terlalu tinggi dan risikonya masih "condong ke atas." Dia mengatakan kenaikan harga bahan bakar sangat berpengaruh bagi konsumen, yang memperkirakan inflasi kembali menguat.
Para pejabat the Fed bulan lalu meninggalkan kisaran target acuannya tidak berubah pada 5,25% hingga 5,5%, yang merupakan level tertinggi dalam 22 tahun.
Proyeksi yang diterbitkan pada saat yang sama menunjukkan 12 dari 19 pembuat kebijakan mengharapkan satu kenaikan suku bunga lagi tahun ini, dan lebih sedikit pemotongan suku bunga pada 2024 dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya. Sebagian karena prospek yang lebih baik terhadap pasar tenaga kerja.
Beberapa pejabat the Fed yang berbicara sejak pertemuan tersebut memiliki pandangan yang berbeda mengenai jalur terbaik untuk menaikkan suku bunga.
Sebelumnya pada Senin, Wakil Ketua Federal Reserve bidang Pengawasan Michael Barr mengatakan bank sentral AS "kemungkinan besar sudah berada di atau sangat dekat" dengan tingkat suku bunga yang cukup restriktif.
Sejalan dengan pesan Gubernur Jerome Powell bahwa para pejabat dapat bergerak dengan hati-hati dalam memutuskan apakah akan menaikkan lagi suku bunga.
Pada acara terpisah sebelum pidato Barr, Gubernur Federal Reserve Michelle Bowman mengulang bahwa mungkin diperlukan beberapa kenaikan suku bunga untuk menurunkan inflasi ke target bank sentral, bahkan setelah data Agustus menunjukkan beberapa kenaikan harga paling lambat sejak 2020.
Dan pada hari Jumat, Gubernur Federal Reserve New York, John Williams, mengisyaratkan bahwa bank sentral mungkin sudah selesai menaikkan suku bunga. Meskipun dia mengatakan para pembuat kebijakan akan menjaga suku bunga tinggi untuk "sementara waktu" guna membawa inflasi ke target bank sentral sebesar 2%.
(bbn)