Adanya kendaraan otonom secara terbatas di Jepang sangat kontras dengan Amerika Serikat (AS) dan China. Robotaksi di kedua negara ini telah lazim lalu lalang di jalanan di beberapa kota.
Waymo, yang didukung oleh induk perusahaan Google, Alphabet Inc, dan Cruise milik General Motor Co sedang menguji coba layanan taksi tanpa sopir di
ncisco.
Sementara di Beijing telah secara resmi mengizinkan operator taksi tanpa sopir, termasuk Baidu Inc., untuk mengutip biaya atas layanan yang sepenuhnya otonom di beberapa daerah.
Menurut McKinsey & Co. pasar kendaraan otonom dapat bernilai hingga US$400 miliar pada tahun 2035, dan sekaligus menjadi banyak pertaruhan banyak pihak.
“Ada banyak kemungkinan untuk menggunakan kendaraan-kendaraan macam ini,” kata Hideyuki Yamada, presiden Machidukuri ZEN Connect Inc, yang menjalankan layanan di Fukui.
Rintangan terbesar inisiator kendaraan otonom kini adalah mereka tidak diizinkan untuk melintasi persimpangan. Jika hal ini sudah longgar, layanan level-4 akan “menyebar ke seluruh Jepang, karena Jepang adalah negara yang kecil,” kata Yamada.
Produsen mobil domestik mungkin tidak secara agresif mengejar layanan otonom di Jepang, namun mereka jauh terbilang lebih aktif di luar negeri. Nissan Motor Co. berupaya menggunakan taksi otonom di China, yang bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan lokal.
Toyota Motor Corp. dan afiliasi manufakturnya di China, juga bersama dengan perusahaan teknologi otonom Pony.ai Inc. berencana menginvestasikan lebih dari 1 miliar yuan (US$137 juta) dalam inisiatif mobil listrik tanpa pengemudi.
Untuk mobil pribadi, Toyota memiliki teknologi hands-off level-2 pada model-model seperti Mirai, Alphard, Crown, dan Century. Pun juga dengan model di kelas tertentu, seperti Lexus LS, RX, dan RZ.
Toyota, sebagai produsen mobil terbesar di dunia juga memiliki e-Palette yang masuk kategori kendaraan level-4. e-Palette digunakan di perkampungan atlet saat Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020, sebelum akhirnya ditangguhkan karena insiden kecelakaan.
Bulan September, kendaraan ini digunakan sebagai media mobilitas di World Endurance Championship Fuji Speedway. Sebelumnya mobil dipamerkan sebagai toko convenience disebuah bengkel, Juni.
Nissan saat ini memiliki ProPILOT 2.0, yang memungkinkan supir mengendalikan tanpa menggunakan tangan di jalan raya. Teknologi yang terpasang pada model Ariya Jepang dan AS, serta Serena di Jepang.
Honda Motor Co. memperkenalkan mobil penumpang otonom level-3 pertama di Jepang dua tahun lalu. Perusahaan kemudian hanya menawarkan 100 sedan Legend yang telah diupgrade dengan harga 11 juta yen atau sekitar US$74.000 per unit.
Dengan level-3, kendaraan dapat melakukan sebagian besar tugas, tetapi manusia masih diperlukan untuk mengambil alih bila diperlukan.
Bagi Jepang, “potensi bisnisnya masih kurang,” kata Kenichi Hayashi, direktur kantor perencanaan kebijakan Biro Transportasi Jalan untuk teknologi mengemudi otomatis.
Kenichi menambahkan bahwa produsen harus memikul tanggung jawab untuk setiap kecelakaan yang terjadi . Jalan-jalan yang sempit dan banyaknya sepeda juga menjadi tantangan tersendiri.
“Kesadaran masyarakat Jepang mengenai peraturan sepeda menjadi masalah.” Yamada dari Zen Connect mengatakan bahwa tidak ada kecelakaan yang terjadi sejak layanan ini dimulai di Fukui.
Yamaha Motor Co. turut mendesain mobil otonom, dengan sensor dan kamera disediakan oleh Mitsubishi Electric Corp.
Perdana Menteri Fumio Kishida telah mengunjungi lokasi tersebut, begitu pula perwakilan dari Toyota, Nissan dan Denso Corp.
Honda tidak berencana untuk memperkenalkan lebih banyak kendaraan otonom saat ini, menurut Takumi Kawabe, asisten kepala insinyur di perusahaan tersebut. Honda justru berfokus pada pengembangan lebih lanjut dari kemampuan level-3.
Kawabe menambahkan, pengembangan Honda ke depan juga lebih pada penyempurnaan teknologi agar terhidar dari menghindari kecelakaan.
Level-4 adalah kelas yang akal sebagai layanan, namun bukan sebagai alat transportasi pribadi. Padahal bila masuk pada segmen ini produsen memungkinkan mendapatkan lebih banyak laba atas investasi, menurut Kawabe.
Honda saat ini sedang menguji coba kendaraan otonom enam tempat duduk bernama “Cruise Origin”. Tujuan Honda memperkenalkan layanan transportasi di Tokyo pada pertengahan 2020-an.
“Harga layanan ini akan lebih murah daripada taksi,” kata Kawabe.
Sekitar 60 kota di Jepang samapai saat ini telah mengajukan permohonan untuk menerapkan layanan otonom. Hayashi, pejabat kementerian transportasi, mengatakan bahwa ia berharap bahwa negara ini akan dapat memiliki kendaraan swakemudi di seluruh Jepang.
(wep)