Banyak pabrik, SPBU, pangkalan militer dan fasilitas industri lainnya, telah membuat tanah di sekitarnya terkontaminasi oleh bahan kimia karsinogenik dan logam berat. Beberapa di antaranya menjadi situs Superfund–yang pembersihannya diawasi oleh pemerintah federal. Lebih banyak lagi yang dikelola oleh masing-masing negara bagian.
Saat air tanah naik ke permukaan, baik disebabkan kenaikan permukaan laut atau badai yang tercipta oleh iklim yang semakin intens, kontaminan tersebut dapat meresap ke dalam air. Selanjutnya menyebar ke saluran air lainnya, yang berpotensi meracuni manusia dan satwa liar.
Benzena, trikloroetilena (TCE), dan bahan kimia penyebab kanker lainnya yang dikenal sebagai senyawa organik ini mudah menguap dan masuk ke dalam rumah, sekolah, dan tempat usaha lewat pipa saluran pembuangan atau retakan pada fondasi bangunan.
Pada tahun 2020, administrator menutup sementara sebuah sekolah menengah atas di Oakland, California, setelah ditemukan TCE di air tanah di bawah gedung. Mereka khawatir TCE akan menguap dan mencemari udara.
Hill dan banyak rekan lain mengidentifikasi 326 lokasi Superfund yang rentan terhadap kenaikan air tanah di daerah pesisir.
Di San Francisco Bay Area, mereka menemukan lebih dari 5.000 titik beracun yang dikelola negara bagian di dekat pantai, Mereka memperkirakan ada lebih dari 132.000 titik semacam itu di seluruh negeri.
Mereka menggunakan ketinggian sebagai proksi untuk air tanah, yang kemudian menentukan bahwa titik yang terkontaminasi terletak di bawah 10 meter dan berisiko terkena banjir.
California, New York dan New Hampshire adalah wilayah paling rentan karena ukuran situs Superfund, juga daerah pesisir di negara-negara bagian tersebut, menurut para peneliti.
Hasil dari analisis data demografis ditemukan bahwa daerah yang terkontaminasi mengalami kenaikan air tanah secara tidak proporsional. Areanya berada di dekat pemukiman penduduk berpenghasilan rendah dan orang kulit berwarna.
“Saya pikir kumpulan masyarakat ini layak berada di barisan terdepan untuk mendapatkan tanah-tanah tersebut sepenuhnya diremediasi,” kata Hill, yang mempelajari kenaikan permukaan air laut dan dampak iklim lainnya terhadap hidrologi perkotaan.
Jacob Carter adalah direktur penelitian Union of Concerned Scientists. Ia sudah menganalisis potensi dampak kenaikan permukaan laut terhadap titik-titik beracun dan sebelumnya bekerja pada isu-isu Superfund terkait iklim di Badan Perlindungan Lingkungan AS ( the US Environmental Protection Agency)..
“Saya pikir ini adalah penelitian yang sangat signifikan. Jika Anda melihat rencana remediasi racun, mereka umumnya tidak menyebutkan kenaikan permukaan laut dan masalah perubahan iklim lainnya, dan mereka biasanya tidak merencanakan hal-hal ini, kata Carter, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
Kenaikan muka air tanah akan mengacaukan kalkulasi dalam rangka membersihkan lokasi-lokasi beracun. Merehabilitasi lokasi-lokasi ini dapat berlangsung selama bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun.
Tingginya biaya pemindahan tanah mengakibatkan material tersebut dibiarkan begitu saja di banyak lokasi, ditutupi oleh tanah liat kedap air atau beton yang dimaksudkan untuk menahan kontaminasi. Namun kini, ancamannya datang dari bawah.
“Penutupan tampak seperti strategi yang bagus di tahun 80-an karena hal ini seperti meletakkan payung di atas bahan kimia, melindunginya dari air dan pergerakan, namun sekarang air datang dari bawah sehingga payung tidak berfungsi,” kata Hill.
Salah satu tantangannya, menurut Hill, adalah sebagian besar negara bagian belum memetakan air tanah pesisir. Satu negara bagian yang sudah melakukannya adalah California.
Pada tahun 2022, misalnya, regulator memerintahkan pemilik lokasi Bay Area Superfund untuk menilai apakah mereka harus mengubah rencana pembersihan racunnya, mengingat potensi kenaikan air tanah yang terkait dengan permukaan laut. Bay Area merupakan kawasan yang rencananya akan dibangun kembali sebagai proyek perumahan
“Saya rasa tidak banyak pemngambil kebijakan yang menyadari dampak kenaikan air tanah atau dampak perubahan iklim lainnya terhadap lokasi -lokasi beracun atau bahkan jika titik tersebut ada di wilayah mereka,” kata Carter.
“Ini adalah beberapa bahan kimia paling berbahaya yang dikenal manusia dan kita harus melakukan segala yang kita bisa untuk mencegahnya lepas.”
(wep)