“Ya sebenarnya kalau kayak gitu improvisasi aja, karena itu hasil kompetisi. Jadi ada penamaan jenama, ada 3 finalis yang sudah masuk dan dari sana langsung dipilih. ‘WHOOSH’ itu sudah ada, tapi yang dilombakan itu adalah arti makna dan logo,” ujar Eva saat ditemui usai peresmian KA WHOOSH di Stasiun Halim, Senin (2/10/2023).
“(Singkatan) itu pada saat disebutkan memang belum ada pemenang. Yang disebutkan (sebelumnya) adalah contoh kata-kata yang bisa diimprovisasi oleh peserta lomba,” lanjutnya.
Sehingga, saat ini pemerintah telah menetapkan singkatan dari WHOOSH adalah ‘Waktu Hemat, Operasi Optimal, Sistem Hebat’.
“Sekarang sudah ada keputusan, logo sudah ditetapkan,” ujar Eva.
Dikutip dari situs jejaring Jenama Kereta Api Cepat, nama WHOOSH juga merefleksikan dampak kehadiran kereta cepat terhadap perubahan, percepatan, pertumbuhan, dan pencapaian di berbagai aspek kehidupan, ekonomi, serta budaya pada setiap lapisan masyarakat.
Secara garis besar, konsep ini menggambarkan efek empasan dari cepatnya laju kereta yang membentuk huruf W sebagai logogram. Selain mewakili nama WHOOSH, logogram ini secara langsung menyimbolkan dampak lesatan kereta cepat yang luar biasa di benak publik.
“Hal ini divisualisasikan melalui prinsip desain yang selalu mengaplikasikan bentuk lekukan yang dinamis, struktur yang solid, dan garis yang selalu mengarah ke atas. Lewat pengaplikasian warna yang kontras dan cerah serta penggunaan huruf yang kokoh, ekspresi pada logo membawa karakter energik yang mencerminkan kegesitan, kekuatan, keberanian, ketegasan, dan ketajaman visi ke depan,” papar situs tersebut.
(dov/ain)