Logo Bloomberg Technoz

Perlambatan Global Kian Menekan Ekspor, Saatnya Serius Hilirisasi

Ruisa Khoiriyah
15 February 2023 15:51

Ilustrasi Kebun Kelapa Sawit (bpdp.or.id)
Ilustrasi Kebun Kelapa Sawit (bpdp.or.id)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Laju ekspor Indonesia secara bulanan pada Januari 2023 menurun 6,36% dibanding bulan sebelumnya ke posisi US$ 22,31 miliar, melanjutkan tren penurunan dalam 5 bulan terakhir. Penurunan kinerja ekspor pada Januari salah satunya dipicu oleh merosotnya volume ekspor komoditas utama seperti besi, baja, kelapa sawit dan batu bara. Juga, akibat penurunan harga komoditas terutama batu bara dan gas alam. 

Lesunya ekspor minyak sawit mentah (CPO), besi dan baja adalah buntut dari melemahnya permintaan dari pasar dunia. Adapun penurunan ekspor batubara dipengaruhi juga oleh harga komoditas tersebut yang semakin melemah salah satunya karena kenaikan pasokan batu bara global dimotori oleh Australia dan India. Sejak akhir tahun lalu, harga batu bara sudah melemah sekitar 44%. 

Perkembangan Ekspor (Dok. BPS)

Tentu itu sangat mempengaruhi kinerja neraca perdagangan mengingat bobot sumbangan ekspor bahan bakar fosil terutama batu bara cukup besar terhadap surplus. Tahun lalu, sumbangan ekspor batubara mencapai US$ 9,8 miliar atau setara 51,4% terhadap kenaikan surplus neraca dagang yang sebesar US$ 19,11 miliar.

Dampak perlambatan ekonomi  global juga terlihat dari penurunan permintaan ekspor nonmigas dari tiga negara tujuan utama ekspor yaitu China, Amerika Serikat dan Jepang.

Namun, secara tahunan, laju ekspor Indonesia masih mencatat pertumbuhan sebesar 16,37% sehingga neraca perdagangan masih mencetak surplus sebesar US$ 3,87 miliar pada Januari 2023, lebih tinggi daripada perkiraan para pelaku pasar. Ini berarti, Indonesia berhasil mencatatkan surplus selama 33 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.