"Asalkan tidak ada proyek ini didanai oleh pemerintah."
Mengenal WHOOSH
Nama WHOOSH sendiri, menurut penjelasan Presiden Jokowi, mewakilkan suara lesatan kereta cepat, serta identitas visual yang dirancang secara lugas agar mudah dipahami oleh publik.
“KCJB ini merupakan KA cepat pertama di Indonesia dan Asia Tenggara dengan kecepatan 350 km/jam, dan kita namakan ‘WHOOSH’ dibaca ‘wussh’. [Nama ini terinspirasi] dari suara melesat kereta cepat. Singkatan dari ‘Waktu Hemat Operasi Optimal Sistem Hebat’,” ujar Jokowi dalam pidato pembukaannya.
Dikutip dari situs jejaring Jenama Kereta Api Cepat, nama WHOOSH juga merefleksikan dampak kehadiran kereta cepat terhadap perubahan, percepatan, pertumbuhan, dan pencapaian di berbagai aspek kehidupan, ekonomi, serta budaya pada setiap lapisan masyarakat.
Dalam acara peresmian hari ini, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan juga mengatakan selama 3 pekan sejak diujicobakan kepada publik, antusiasme masyarakat terhadap WHOOSH sangat tinggi.
“Berkat tingginya rasa penasaran masyarakat terhadap uji coba KCJB, maka kami sepakat hingga pertengahan Oktober, pengoperasian KCJB masih tidak dikenakan biaya atau gratis,” tegasnya.
Perlu diketahui, biaya proyek KCJB membengkak dari USD6,071 miliar menjadi USD7,5 miliar atau setara Rp112 triliun (Asumsi Kurs Rp15.000). Pada awal bulan lalu, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kartika Wirjoatmodjo mengatakan Pemerintah China dan Indonesia telah sepakat untuk menetapkan pembengkakan biaya proyek sebesar USD1,2 miliar atau setara Rp18 triliun.
Angka ini lebih besar dari hitungan Pemerintah China sebelumnya, namun lebih kecil dibandingkan hitungan Indonesia melalui Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang pada 15 September 2022 mencatat pembengkakan biaya KCJB sebesar USD1,449 miliar atau Rp21,7 triliun.
(ain/roy)