Logo Bloomberg Technoz

Special Research

Inflasi Jinak Tapi Rupiah Makin Keok, Perlukah BI Naikkan Bunga?

Ruisa Khoiriyah
02 October 2023 15:20

Ilustrasi inflasi pangan (Sumber: Bloomberg)
Ilustrasi inflasi pangan (Sumber: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Inflasi Indonesia yang terus melandai terjinakkan mungkin memberi penguatan pada Bank Indonesia untuk mempertahankan level bunga acuan di level saat ini 5,75%. 

Inflasi September sebesar 2,28%, jauh menurun dibandingkan bulan sebelumnya 3,27% dan berada di batas bawah target bank sentral, memberikan riil interest rate Indonesia saat ini hampir 3,5%. 

Akan tetapi, tekanan pada rupiah yang terlihat tak berjeda terpicu penyempitan imbal hasil investasi Indonesia dengan Amerika menyusul risiko kenaikan bunga acuan AS sekali lagi tahun ini, ditambah akselerasi harga minyak dunia yang dapat kian membebani neraca pembayaran. Itu menjadi kombinasi yang buruk bagi rupiah.

Dalam lanskap yang masih suram itu, suara-suara desakan bagi BI untuk mulai menimbang opsi kenaikan bunga acuan mulai muncul, terlebih dengan outlook bunga acuan Amerika 'higher for longer', dikhawatirkan pelemahan rupiah bisa semakin tak terkendali dan memicu lingkaran inflasi baru.

Namun, sejauh mana desakan itu layak didengarkan oleh Bank Indonesia di tengah inflasi domestik yang telah jinak dan perekonomian yang masih berupaya bertahan di tengah kemerosotan ekonomi global?