"Kuartal empat tahun lalu masih ada pembatasan mobilitas di negara-negara tersebut, sedangkan sekarang tidak ada. Permintaan listrik pada kuartal IV-2023 kemungkinan meningkat karena industri tetap beroperasi pada musim dingin tanpa ada pembatasan mobilitas."
Sekadar catatan, selama September 2023, harga batu bara masih membukukan kenaikan sebesar 2,62% secara point to point.
Pada Jumat (29/9/2023), harga batu bara di pasar ICE Newcastle ditutup US$160,1/ton, naik 0,22% dibandingkan dengan hari sebelumnya. Meski tidak setajam Agustus, harga batu bara selama kuartal III-2023 telah melonjak hingga 25,03%, sekaligus menjadi kenaikan kuartalan tertinggi sejak kuartal II-2022.
Permintaan China
Sementara itu, kalangan pengusaha juga mengatakan proyeksi kenaikan harga hingga akhir tahun ini memang dipicu oleh peningkatan permintaan impor, terutama dari China dan India, sebagai konsumen terbesar batu bara Indonesia.
"[Kami juga] memproyeksikan impor batu bara China pada tahun ini akan lebih tinggi dari 2022. Permintaan meningkat pada kuartal-IV ini," ujar Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia kepada Bloomberg Technoz, Senin (2/10/2023).
Dia pun berharap komoditas yang menyumpang penerimaan negara mencapai Rp129 triliun pada tahun lalu itu akan terus menguat ke depannya. "[Intinya], harapannya harga terus menguat."
Sekadar catatan, pada Agustus 2023, impor batu bara China memecahkan rekor bulanan tertinggi sepanjang masa dengan capaian 44 juta ton. Akan tetapi, pemesanan batu bara dari Indonesia justru anjlok.
Data terbaru Bea Cukai China menunjukkan pengapalan batu bara RI ke China pada kedelapan hanya 5,89 juta ton, melorot ke peringkat keempat sebagai negara pemasok energi fosil terbesar ke Negeri Panda.
Biasanya, Indonesia merupakan penyuplai batu bara terbesar China. Namun, bulan lalu impor emas hitam Beijing rupanya lebih didominasi oleh Rusia dengan 9,96 juta ton, Mongolia 6,84 juta ton, dan Australia 6,69 juta ton.
“Pengiriman batu bara Rusia dan Australia mengambil alih pangsa pasar dari eksportir terbesar China, yaitu Indonesia, pada tahun ini,” kata Amy Xu, seorang analis di Fenwei Energy Information Service Co., dilansir Bloomberg News.
Ekspor batu bara Rusia ke China juga meningkat setelah invasi ke Ukraina. Moskwa beralih ke sekutu strategisnya untuk menjual komoditas yang dijauhi oleh pembeli lain, seringkali dengan harga diskon.
Secara agregat, impor batu bara China selama delapan bulan pertama meningkat hampir dua kali lipat menjadi 306 juta ton, lebih besar dari yang biasanya diterima negara ini dalam satu tahun penuh.
Citic Securities Co. memperkirakan impor batu bara China sepanjang tahun ini akan meningkat menjadi 400 juta hingga 420 juta ton.
Salah satu penyebab batu bara RI tak lagi dilirik China adalah kualitasnya yang rendah, meski harganya murah. Raksasa Asia Timur itu kini sedang berburu batu bara kualitas tinggi –baik untuk kokas maupun termal– dari Australia dan Rusia, lantaran produksi domestik mereka mengalami penurunan kualitas akibat penambangan berlebihan untuk kebutuhan pembangkit, di tengah ketakutan Presiden Xi Jinping atas risiko krisis kelistrikan.
(ibn/wdh)